Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Mendag Jaga Kinerja Ekspor di Tengah Konflik Timur Tengah

Kemendag optimistis kinerja ekspor perdagangan Indonesia akan tetap berlanjut di tengah konflik di Timur Tengah, yakni di Iran—Israel.
Truk kontainer melintas di antara tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Truk kontainer melintas di antara tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis kinerja ekspor perdagangan Indonesia akan tetap berlanjut di tengah konflik di Timur Tengah, yakni di Iran—Israel.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan optimistis itu sejalan dengan adanya perjanjian perdagangan yang dimiliki Indonesia dengan beberapa negara.

Perjanjian yang dimaksud di antaranya seperti Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) hingga Indonesia—Eurasian Economic Union Free Trade Area (I—EAEU FTA).

“Kita optimis saja ya, karena misalnya perjanjian dagang kita dengan IEU-CEPA, dengan I-EAEU juga sudah oke, walaupun belum bisa diimplementasikan itu kan sebenarnya tanda-tanda semakin dekat kan hubungan dagangnya. Jadi itu kan sebenarnya secara psikologis itu sudah membantu peningkatan ekspor,” kata Budi saat ditemui Bisnis di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, seusai melakukan pelepasan Tim Jelajah Ekspor 2025, Rabu (25/6/2025).

Adapun, data Mei sementara menunjukkan ekspor perdagangan Indonesia yang mengalami kenaikan dibandingkan April 2025. Berkaca dari data ini, Budi melihat konflik Iran—Israel belum mempengaruhi laju ekspor perdagangan Indonesia untuk saat ini.

“Data ekspor kita sampai April naik 6,65% [Januari—April 2025]. Terus ini data sementara yang Mei, karena kalau kemarin kan April turun dibanding Maret [secara bulanan]. Nah sekarang sudah naik lagi yang Mei [sementara] dibanding April. Berarti sementara enggak ada pengaruh,” tuturnya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia mencapai US$87,36 miliar sepanjang Januari–April 2025. Nilainya naik 6,65% dibanding periode yang sama tahun 2024 yang mencapai US$81,92 miliar.

Pada April 2025, nilai ekspor hanya mampu mencapai US$20,74 miliar. Nilainya turun 10,77% dibandingkan bulan lalu yang mencapai US$23,24 miliar pada Maret 2025.

Lebih lanjut, Budi menyebut hingga saat ini belum ada sektor maupun komoditas yang terdampak imbas konflik Iran—Israel.

“Sementara sih kalau dari sektor produk sih enggak ada spesifik yang ini ya [terdampak], karena secara umum enggak ada masalah sampai sekarang,” ujarnya.

Budi memperkirakan surplus neraca perdagangan akan tetap tumbuh ke depan. Dia pun berharap konflik Iran—Israel segera selesai. “Sampai sekarang terbukti masih naik [surplus], ya harapan kita sih enggak ada masalah, ya mudah-mudahan konfliknya juga selesai, cepat selesai,” imbuhnya.

Kemendag juga menyebut Indonesia memiliki potensi yang lebar untuk mengekspor ke pasar internasional. Namun, masalah yang terjadi adalah para UMKM tidak mengetahui cara mengekspor. Namun, media juga memiliki peran yang penting untuk membuka pasar ekspor.

“Kita [Indonesia] itu potensi ekspornya banyak, potensi ekspor besar. Tetapi kadang-kadang tidak tahu bagaimana cara ekspor dan sebagainya. Sehingga menurut kami peran media itu sangat penting,” tuturnya.

Media, kata dia, bisa memberikan informasi mengenai informasi pasar hingga peluang pasar terhadap UMKM. Dengan berbekal informasi itu akan memudahkan UMKM untuk mengekspor produk.

Untuk itu, Budi menuturkan perlu dilakukan kolaborasi bersama pelaku usaha, termasuk media. Dengan begitu, diharapkan target pertumbuhan ekspor nasional yang akan mencapai 7,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau senilai US$294,45 miliar pada 2025.

“Kami pemerintah tentu tidak bisa berjalan sendiri, jadi kami bersama pelaku usaha dan media tentunya bisa mendorong program ekspor kita itu bisa berjalan dengan baik sesuai target 7,1%,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag Fajarini Puntodewi mengatakan program UMKM Bisa Ekspor diharapkan bisa meningkatkan kontribusi ekspor yang dilakukan UMKM.

Dalam hal peningkatan ekspor, Punto menyebut salah satu upaya yang dilakukan melalui perluasan pasar ekspor seperti perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA).

Dengan adanya FTA, ungkap dia, produk UMKM bisa lebih bersaing, termasuk dari sisi tarif. Dengan begitu, Kemendag berharap produk lokal bisa diterima lebih luas di mancanegara.

“Kebayang enggak kalau misalnya kita nanti bisa masuk ke pasar Eurasia. Terus Eropa, ini kan sebentar lagi Uni Eropa. Kemudian misalnya dari Amerika Latin, dan Kanada kan juga sudah selesai. Amerika Latin, Peru itu juga sedang digarap. Artinya, market access-nya juga semakin luas,” ujar Punto.

Dihubungi terpisah, Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan pemerintah perlu segera meratifikasi perundingan IEU—CEPA. Menurutnya, pemerintah perlu melakukan lebih banyak kerja sama dengan negara lain untuk meningkatkan kinerja ekspor ke depan.

“Pemerintah perlu melakukan lebih banyak kerja sama dengan negara lain, perjanjian seperti EU-CEPA perlu segera diratifikasi,” kata Wijayanto kepada Bisnis.

Selain itu, dia menyebut pemerintah harus melakukan relokasi industri manufaktur yang berorientasi ekspor. Untuk itu, kata dia, pemerintah perlu memperbaiki iklim investasi.

“Pemerintah juga perlu bekerja ekstra keras untuk menampung relokasi industri manufaktur dari negara lain, khususnya China, terutama yang berorientasi ekspor. Konsekuensinya, iklim investasi perlu diperbaiki,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper