Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menyebut perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa bisa meningkat berkat tercapainya kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement alias IEU-CEPA.
Saat ditemui wartawan di Paris, Prancis, Minggu (13/7/2025), Rosan menyebut perjanjian dagang yang memakan waktu negosiasi selama 10 tahun itu akan membuka akses pasar lebih luas untuk satu sama lain.
Perdagangannya pun diharapkan meningkat dua kali lipat dari yang sekarang sudah mencapai US$30 miliar (setara Rp480 triliun), menjadi US$60 miliar (setara Rp960 triliun).
"Diharapkan dengan adanya IEU-CEPA ini trade-nya bisa meningkat menjadi US$60 miliar dari kurang lebih US$30 miliar. Dan juga dari segi investasi kita harapkan juga responsnya menjadi lebih positif," ujarnya, dikutip pada Senin (14/7/2025).
Adapun dari segi investasi, terang Rosan, penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing dari Eropa paling banyak berasal dari Belanda. Namun, perusahaan-perusahaan asal Prancis seperti L'Oreal juga sudah hadir di Indonesia.
"Beberapa investasi yang sudah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Perancis seperti L'Oreal akan ekspansi lagi," tuturnya.
Baca Juga
Menurut pria yang juga mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) itu, pakta dagang IEU-CEPA itu menjadi hal positif di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global. Adanya perjanjian tersebut akan bisa mendiversifikasi pasar masing-masing Indonesia dan Eropa.
"Kita ketahui negara European Union ini di mana ada 27 negara yang akan meratifikasi perjanjian dari IEU-CEPA ini," pungkasnya.
Adapun, tercapainya kesepakatan selama perundingan 10 tahun IEU-CEPA disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussel, Belgia, Minggu (13/7/2025).