Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap China masih menjadi asal utama impor Indonesia sepanjang Januari—Juni 2025. Pada periode ini, nilai impor nonmigas Indonesia dari China mencapai US$40 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan pangsa impor nonmigas Indonesia didominasi oleh China sebesar 39,97% dari total impor nonmigas pada semester I/2025.
“Sepanjang Januari—Juni 2025, tiga besar negara asal impor nonmigas adalah China, Jepang, dan Amerika Serikat dengan share sekitar 52,30% dari total impor nonmigas Indonesia dalam periode Januari—Juni 2025,” ujar Pudji dalam Rilis BPS, Jumat (1/8/2025).
Data BPS menunjukkan, impor nonmigas dari China mencapai US$40 miliar yang utamanya terdiri dari mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya.
Jika dirinci, impor nonmigas dari China berupa mesin dan peralatan mekanis (HS 84) mencapai US$9,28 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) mencapai US$8,34 miliar, serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) yang mencapai US$2,23 miliar.
“Mesin dan peralatan mekanis merupakan komoditas dengan penambahan nilai impor tertinggi dari China secara ctc [Januari—Juni 2025], yaitu naik US$1,30 miliar,” ungkapnya.
Baca Juga
Pada periode yang sama, Jepang menjadi negara asal utama impor nonmigas kedua Indonesia. Nilai impor nonmigas dari Jepang mencapai US$7,47 miliar. Adapun, pangsa pasar impor nonmigas dari Jepang adalah 7,47% sepanjang enam bulan pertama 2025.
Pudji menyebut impor nonmigas dari Negeri Tirai Bambu itu utamanya terdiri atas mesin dan peralatan mekanis, kendaraan dan bagiannya, serta besi dan baja.
Perinciannya, impor nonmigas mesin dan peralatan mekanis (HS 83) senilai US$1,56 miliar, kendaraan dan bagiannya (HS 87) US$1,15 miliar, serta besi dan baja (HS 72) senilai US$1,03 miliar.
“Komoditas dengan penambahan nilai impor tertinggi dari Jepang secara ctc adalah mesin dan peralatan mekanis, yaitu naik US$205,64 juta,” imbuhnya.
Berikutnya, Indonesia juga mencatat impor nonmigas dari AS dengan nilai US$4,87 miliar atau pangsa impor sebesar 4,86% pada Januari—Juni 2025.
Pudji menyampaikan bahwa impor nonmigas Indonesia dari AS utamanya terdiri atas mesin dan peralatan mekanis (HS 84) senilai US$0,95 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) senilai US$0,62 miliar, serta biji dan buah mengandung minyak (HS 12) senilai US$0,51 miliar.
Adapun, mesin dan perlengkapan elektrik mencatat penambahan nilai impor tertinggi dari Negara Paman Sam secara ctc, yaitu naik US$398,28 juta.
Secara keseluruhan, nilai impor mencapai US$115,94 miliar sepanjang Januari—Juni 2025, atau naik 5,25% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu senilai US$110,15 miliar.
Jika dibedah, nilai impor migas mencapai US$15,86 miliar atau turun 11,91% dari periode yang sama tahun lalu mencapai US$18,01 miliar. Di sisi lain, nilai impor nonmigas naik 8,6% dari US$92,14 miliar pada Januari—Juni 2024 menjadi US$100,07 miliar sepanjang periode yang sama tahun ini.
BPS menyatakan peningkatan nilai impor terjadi pada bahan baku/penolong dan barang modal yang masing-masing mencapai US$82,75 miliar dan US$23 miliar pada Januari—Juni 2025.