Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menaikkan tarif menjadi 35% terhadap sebagian produk impor dari Kanada, memperburuk ketegangan antara dua negara yang selama ini menjalin salah satu hubungan dagang terbesar di dunia.
Kebijakan tersebut meningkatkan tarif dari sebelumnya 25% yang diberlakukan Trump pada Maret lalu berdasarkan undang-undang darurat.
“Kanada gagal bekerja sama dalam menekan arus fentanyl dan narkotika ilegal lainnya, dan telah melakukan aksi balasan terhadap Amerika Serikat,” demikian pernyataan Gedung Putih dalam lembar fakta dikutip Jumat (1/8/2025).
Meski begitu, pemerintah AS tetap mempertahankan pengecualian untuk barang-barang yang diperdagangkan di bawah ketentuan United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA). Kelompok industri otomotif dan pelaku rantai pasok regional mendesak pengecualian tersebut demi menjaga arus barang Kanada dan Meksiko ke AS tanpa beban tarif.
Berkat pengecualian tersebut, tarif efektif atas impor barang Kanada ke AS diperkirakan hanya sekitar 5%, menurut proyeksi Bank of Canada per 30 Juli. Namun, angka itu kini diperkirakan naik menjadi 6%–7%, menurut ekonom Bank of Nova Scotia.
“Kami masih punya penyangga terhadap gelombang tarif terbaru,” ujar Fen Hampson, profesor hubungan internasional dari Universitas Carleton, Ottawa. Dolar Kanada sempat melemah hingga C$1,3871 per dolar AS sebelum kemudian pulih sebagian.
Baca Juga
Langkah Trump menambah ketegangan dalam perang dagang antara sekutu lama yang sejak 1980-an sebagian besar menikmati perdagangan bebas tarif.
Tahun lalu, AS mengimpor sekitar US$475 miliar barang dan jasa dari Kanada, dan mengekspor lebih dari US$440 miliar, terutama berupa kendaraan, suku cadang otomotif, dan produk konsumen, menurut data Departemen Perdagangan AS dan Statistik Kanada.
Perdana Menteri Kanada Mark Carney dalam beberapa hari terakhir menyebut negosiasi dengan AS berlangsung sulit, dan memperkirakan kesepakatan tidak akan tercapai sebelum tenggat 1 Agustus 2025. Hingga Kamis malam pukul 21.45 waktu Ottawa, Carney belum mengeluarkan pernyataan resmi.
Dalam wawancara dengan NBC News, Trump mengisyaratkan dirinya masih terbuka untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan Carney, meski menegaskan tidak akan ada kesepakatan baru sebelum tenggat yang dia tetapkan sendiri.