Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan jumlah angkutan barang pada seluruh moda transportasi pada Juni 2025. Hal tersebut terjadi saat pengangkutan penumpang justru naik untuk seluruh moda transportasi domestik.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan bahwa penurunan kompak terjadi pada periode bulanan atau month to month (MtM), baik pada angkutan udara domestik, laut, dan kereta. Masing-masing kontraksi sebesar 3,80%, 4,82%, dan 8,30%.
Meski pengangkutan barang secara umum turun, tetapi terjadi peningkatan jumlah angkutan barang pada moda angkutan udara domestik dan angkutan laut domestik secara tahunan.
“Pertumbuhan tertinggi tercatat pada angkutan laut domestik, yaitu sebesar 17,26% dibandingkan dengan Juni 2024,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (1/8/2025).
Secara terperinci, pengangkutan barang di bandara dan pelabuhan utama terpantau mengalami penurunan. Di mana jumlah barang angkutan udara domestik di Bandara Soekarno Hatta turun dari 19.900 ton pada Mei 2025 menjadi 18.400 ton pada Juni 2025 atau kontraksi sebesar 7,54% MtM.
Meski demikian, secara kumulatif atau dalam periode Januari hingga Juni 2025, pengangkutan barang di bandara yang sama meningkat dari 113.100 ton menjadi 120.800 ton atau meningkat 6,81% MtM. Hanya pada Bandara Sentani Jayapura yang kontraksi 33%.
Serupa, jumlah barang yang diangkut dengan moda angkutan laut dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok juga mengalami kontraksi hingga 9,09% MtM. Sebelumnya pada Mei 2025 jumlahnya mencapai 1,45 juta ton, pada Juni menjadi 1,32 juta ton. Secara tahunan pun jumlahnya turun 0,15%.
Terdalam, pengiriman barang melalui Pelabuhan Panjang turun hingga 10,93% MtM dan 11,35% YoY.
Pada Juni yang bertepatan dengan momen Idul Adha dan liburan sekolah dan peningkatan jumlah penumpang, pengangkutan barang menggunakan kereta di wilayah Jawa justru tercatat kontraksi secara bulanan dan tahunan.
Mengacu laporan BPS tersebut, jumlah barang yang diangkut kereta pada Juni 2025 sebanyak 6,0 juta ton atau turun 8,30% MtM. Sebagian besar barang yang diangkut tersebut, tercatat di wilayah Sumatera sebanyak 4,9 juta ton atau 82,32% dari total barang yang diangkut dengan kereta.
Penurunan jumlah barang terjadi di semua wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera masing-masing turun sebesar 4,92% dan 8,99%.
Sementara selama periode Januari–Juni 2025, jumlah barang yang diangkut kereta mencapai 35,4 juta ton atau naik 0,66% dibanding periode yang sama tahun 2024. Peningkatan jumlah barang terjadi di wilayah Sumatera sebesar 3,67%, sebaliknya terjadi penurunan di wilayah Jawa non-Jabodetabek sebesar 12,39%