Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Soroti Pasar Tenaga Kerja AS, Pemangkasan Suku Bunga di Depan Mata?

The Fed mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada September 2025 karena pasar tenaga kerja AS melemah, dengan revisi data ketenagakerjaan dan peningkatan pengangguran.
Suasana gedung Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. Reuters/Jonathan Ernst
Suasana gedung Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. Reuters/Jonathan Ernst
Ringkasan Berita
  • Tiga pejabat tinggi The Fed mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga pada September untuk mencegah pelemahan lebih lanjut di pasar tenaga kerja AS.
  • Data ketenagakerjaan terbaru menunjukkan pelambatan tajam dengan revisi penurunan besar-besaran dalam jumlah pekerjaan dan peningkatan tingkat pengangguran.
  • The Fed mempertimbangkan penyesuaian suku bunga sebagai kalibrasi ulang kebijakan untuk menyeimbangkan risiko inflasi dan pengangguran, dengan kemungkinan dua kali pemangkasan sebelum akhir 2025.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Tiga pejabat tinggi Federal Reserve (The Fed) menyuarakan kekhawatiran atas kondisi pasar tenaga kerja AS, yang mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga acuan pada September mendatang.

Melansir Bloomberg pada Kamis (7/8/2025), Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco, Mary Daly, menyatakan bahwa bank sentral kemungkinan perlu menyesuaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan untuk mencegah pelemahan lebih lanjut dalam perekrutan tenaga kerja.

“Pasar tenaga kerja telah melemah. Dan saya melihat perlambatan tambahan sebagai hal yang tidak diinginkan. Semua ini berarti kita kemungkinan perlu menyesuaikan kebijakan dalam beberapa bulan ke depan," ujar Daly dalam sambutannya di Anchorage, Alaska. 

Pernyataan Daly muncul setelah komentar Gubernur Fed Lisa Cook di Boston mengenai laporan ketenagakerjaan Juli, yang menunjukkan revisi besar-besaran terhadap data tiga bulan terakhir. Menurut Cook, revisi tersebut cukup khas terjadi saat ekonomi berada di titik balik.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap perlambatan yang tercermin dalam berbagai indikator ekonomi.

Dalam wawancara dengan CNBC International, Kashkari menyebut perekonomian AS sedang melambat. 

"Dalam jangka pendek, mungkin akan tepat untuk mulai menyesuaikan suku bunga federal,” ujarnya, merujuk pada suku bunga acuan bank sentral.

Dia menambahkan dirinya masih memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali sebelum akhir 2025.

Sebelumnya, data yang dirilis pekan lalu menunjukkan pelambatan tajam di pasar kerja AS dalam beberapa bulan terakhir. Jumlah penambahan lapangan kerja pada Juli hanya mencapai 73.000 — jauh di bawah ekspektasi. 

Selain itu, data dua bulan sebelumnya direvisi turun hampir 260.000 pekerjaan, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Tingkat pengangguran pun naik menjadi 4,2% dari 4,1% pada Juni.

Daly menjelaskan bahwa penyesuaian suku bunga akan menjadi bentuk kalibrasi ulang kebijakan agar lebih seimbang terhadap risiko terhadap mandat inflasi dan pengangguran The Fed, yang menurutnya saat ini cukup seimbang.

Meski begitu, Daly menekankan bahwa The Fed masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan inflasi ke target 2%. Ia menambahkan bahwa tarif impor dapat mendorong harga dalam jangka pendek, tetapi dampaknya diperkirakan tidak cukup persisten untuk memicu respons kebijakan moneter.

Awal pekan ini, Daly juga menyebutkan bahwa dua kali penurunan suku bunga kemungkinan akan menjadi kebijakan yang tepat pada tahun ini, namun tidak menutup kemungkinan bahwa Fed harus memangkas suku bunga lebih dari dua kali.

Adapun dalam pertemuan akhir Juli, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga. Mereka dijadwalkan bertemu kembali pada September, dan dua kali lagi setelahnya hingga akhir 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro