Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus Sumba Barat Daya Pacu Produksi Jagung

Pemerintah Sumba Barat Daya dan Corn Edu Center (CEC) meningkatkan produksi jagung melalui pelatihan dan teknologi, meningkatkan produktivitas hingga 8 ton/Ha.
Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya bersama CEC dan petani meningkatkan produksi jagung hingga 8 ton per Ha.
Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya bersama CEC dan petani meningkatkan produksi jagung hingga 8 ton per Ha.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya bersama Corn Edu Center (CEC) dan petani berupaya meningkatkan produksi jagung di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Barat Daya Yohanes Frin Tuka mengatakan Yohanes Frin Tuka menyampaikan melalui pelatihan bersama CEC, kualitas produksi jagung yang dihasilkan petani sudah sangat baik sehingga mampu diterima oleh industri pabrik pakan yang mayoritas berada di Pulau Jawa.

“Kami akan terus mendukung dan memperkuat sektor hulu dan hilir agar keluarga petani semakin sejahtera dan produksi terus meningkat,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (25/8/2025).

Melalui program Corn Edu Center (CEC), pihaknya membuat demoplot percontohan bagi petani sebagai wadah edukasi teknis budidaya sesuai rekomendasi Good Agricultural Practices (GAP). Di lahan percontohan seluas 0,75 hektare (Ha) di desa Hohawungo di Kabupaten Sumba Barat Daya, produktivitas mencapai 8 ton per Ha dengan kadar air 14%.

“Angka ini jauh di atas rata-rata produktivitas jagung di wilayah ini yang hanya 4–5 ton per Ha,” imbuhnya.

CEC Sumba Barat Daya kembali menggelar rangkaian kegiatan edukasi bagi petani jagung. Kegiatan dimulai dengan Workshop Pelatihan Penggunaan Mesin Pipil Jagung diikuti oleh 14 petani terpilih.

Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman teknis kepada petani mengenai cara pengoperasian mesin pipil jagung secara efektif dan efisien untuk mendukung kualitas dan kuantitas produksi budidaya. Workshop ini juga dihadiri oleh 2 orang instruktur dari Politeknik Cristo Re Maumere untuk kunjungan lapangan potensi pengembangan program studi pertanian di lahan kering.

Sebagai lanjutan, pada 22–23 Agustus 2025 digelar kegiatan Farmers Field Day (FFD) di Desa Hohawungo dan Desa Mangganipi Kecamatan Kodi Utara. Acara ini menghadirkan sekitar 200 peserta yang terdiri dari petani binaan CEC, perangkat desa, serta tamu undangan antara lain Wakil Bupati Sumba Barat Daya Dominikus Alphawan Rangga Kaka, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Barat Daya Yohanes Frin Tuka, dan Camat Kodi Utara Ignatius Dodot.

Puncak acara FFD ditandai dengan seremonial penyerahan bantuan peralatan pertanian kepada petani berupa 3 unit mesin pipil jagung roda 4 dan 3 unit alat ukur kadar air dari PT Sumber Energi Pangan. Mesin pipil jagung masing-masing berasal dari PT Sumber Energi Pangan 1 unit, Cargill 2 unit, dan Save The Children 1 unit.

Sustainability Dev. Departement PT Sumber Energi Pangan Wahyu Putra Maheswara menyampaikan kehadiran mesin pipil dan alat ukur kadar air ini diharapkan dapat mempercepat proses penanganan pasca-panen, mengurangi kehilangan hasil (food loss), menjaga kualitas hasil serta meningkatkan nilai tambah bagi petani binaan program Corn Edu Center (CEC) di Sumba Barat Daya.

Program Corn Edu Center (CEC) sendiri merupakan program edukasi berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan kapasitas petani jagung, baik dari sisi budidaya, pascapanen, maupun kewirausahaan. Melalui kolaborasi dengan pemerintah, swasta, dan mitra pembangunan, CEC mendorong terciptanya ekosistem pertanian jagung yang lebih modern, produktif, dan berkelanjutan.

“Sebagai tindak lanjut, melalui program CEC kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan trader dan petani mitra melalui peningkatan produktivitas dengan meningkatkan kapasitas budidaya, pendampingan teknis, keterjaminan pasar input saprodi dan keterjaminan pasar hasil budidaya,” paparnya.

Dominikus Y Bani, petani, pengepul lokal sekaligus penanggung jawab program CEC-SBD, menambahkan dulu sebelum ada program ini, pada 2024, muatan jagung wilayahnya hanya mencapai 3.000 ton. Pada 2025, dalam satu kali musim tanam, muatan jagung sudah mencapai hampir 6.000 ton.

“Kualitas jagung kami juga meningkat dari Grade C menjadi B-, dan harga pun perlahan naik sehingga petani bisa mendapatkan kenaikan pendapatan,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro