Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melaporkan perkembangan proyek kereta supercepat kepada Presiden Joko Widodo.
Rini yang baru kembali dari kunjungan kerja ke Paris melaporkan perkembangan hasil kunjungannya beberapa hari lalu. Di Paris, Rini menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama pinjaman US$40 miliar atau sekitar Rp520 triliun dari Bank of China dan ICBC. Dana pinjaman dari China akan digulirkan ke sejumlah BUMN.
Kerja sama tersebut juga mencakup perjanjian antara Garuda Indonesia dan BOC Aviation senilai US$4,5 miliar yang diteken di sela-sela ajang Paris Air Show 2015, Le Borguet, Prancis.
"Kemarin saya ke Paris, lihat perkembangannya bagaimana dan bagaimana perkembangan dengan China tentang high speed train bahwa mereka masih finalisasi feasilibity study," kata Rini di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (19/6/2015).
Menurut Rini, pemerintah belum memutuskan apakah akan menunjuk investor asal Jepang atau China untuk menggarap proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung-Surabaya. Pasalnya, pemerintah akan mengkaji dan membandingkan mana FS yang terbaik antara China dan Jepang.
"Oh belum, masih dalam proses karena menunggu mereka selesai FS. Pertengahan Juli akan kelihatan," tuturnya.
Rini menuturkan keputusan pemenang proyek tersebut ditentukan oleh banyak hal, antara lain transfer teknologi, jangka waktu penyelesaian proyek, dan kualitas jangka panjang.