Bisnis.com, JAKARTA— Meski telah melakukan upaya terakhir untuk meyakinkan kreditor Eropa, namun pemerintah Yunani akhirnya gagal menyelamatkan negaranya dari status negara maju pertama yang gagal membayar utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
Pemerintahan sayap kiri tersebut telah meminta mitra Eropa untuk memberikan paket bantuan utang selama dua tahun untuk mentasasi krisis keuangannya.
Selasa malam Menkeu Yunani Yanis Varoufakis sempat menyatakan kepada mitranya bahwa pihaknya akan membatalkan referendum pada 5 Juli jika kesepakatan bisa dicapai, menurut sejumlah sumber zona euro sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (1/7/2015).
Akibat krisis Yunani, bursa Eropa anjlok pada perdagangan Senin lantaran ditutupnya pasar saham Yunani. Kendati begitu, jatuhnya Yunani disebutkan tidak akan berdampak besar pada sistem keuangan global.
Pasalnya krisis kali ini berbeda dengan krisis pada 2010 karena bank asing hanya memberi pinjaman sebanyak US$46 miliar pada 2014. Sedangkan pada krisis 2010 bank asing meminjamkan US$300 miliar pada bank-bank Yunani.
Dengan demikian tidak ada negara yang terpukul terlalu besar dengan krisis ini. Hanya bank Jerman, Amerika dan Inggris yang terkena dampak cukup besar. Maklum ketiga negara meminjamkan uang masing-masing US$13,3 miliar, US$12,7 miliar dan US$12,2 miliar.
