Bisnis.com, BOGOR- Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Munif Ghulamahdi mengungkapkan terdapat tiga tantangan yang menghambat swasembada kedelai di Indonesia.
Pertama, ketersediaan bibit yang selama ini sulit didapat oleh kalangan petani kedelai, sehingga proses tanam komoditas tersebut menjadi terganggu.
Kedua, ketersediaan lahan yang menjadi persoalan utama hambatan swasembada kedelai. Selama ini, lanjutnya produksi kedelai hanya dilakukan di kawasan Jawa.
"Padahal lahan di Jawa sekarang ini sudah banyak dialihfungsikan untuk pembangunan perumahan," ujarnya, Kamis (26/5/2016).
Ketiga, faktor penghambat swasembada kedelai adalah persoalan sumber daya manusia (SDM).
Menurutnya, jumlah SDM yang fokus pada komoditas kedelai di Indonesia dinilai minim.
Dampaknya, produktifitas kedelai sedikit dan berdampak pada pemanfaatan impor.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar sinergitas dari akademisi, petani dan pemerintah terus dilakukan guna mencapai target swasembada kedelai pada 2018.
Pihaknya saat ini telah melakukan percobaan tanam kedelai di lahan non-Jawa seperti di Papua, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lainnya dengan tingkat produksi mencapai lebih dari 2 ton per hektare.
Dia optimistis target swasembada kedelai mencapai 2,5 juta ton pada 2018 akan tercapai jika lahan baru tanam kedelai dimaksimalkan.
"Guna mewujudkan swasembada kedelai maka diperlukan stok benih, kelembagaan, efisiensi sarana produksi, tenaga kerja dan terjaminnya harga pasar," paparnya.