Bisnis.com, JAKARTA - Kelangkaan kontainer yang memicu lonjakan biaya pengiriman barang di kancah global belum juga reda.
Namun demikian, Wakil Presiden Asosiasi Industri Kontainer China Li Muyuan yang mewakili produsen kontainer, mengatakan kekurangan kontainer telah sedikit berkurang dari kuartal terakhir tahun lalu.
Dia menambahkan, pabrikan China memproduksi 440.000 kontainer pada Januari, kira-kira sama dengan permintaan pasar untuk kontainer baru.
Data dari Asosiasi Pelabuhan China menunjukkan, beberapa tekanan pasokan dapat mereda dalam beberapa bulan mendatang, mengingat muatan peti kemas di Pelabuhan Shanghai meningkat lebih dari 20 persen selama liburan Tahun Baru Imlek dibandingkan dengan tahun lalu. Adapun muatan di Pelabuhan Ningbo Zhoushan naik sekitar 29 persen.
Namun, semakin lama biaya pengiriman naik, semakin banyak pertanyaan apakah hal itu akan membebani harga barang di tingkat konsumen.
Dave Cave, salah satu produsen mainan dinosaurus terbesar di dunia memperingatkan bahwa kecuali kondisi membaik, peritel dapat menaikkan harga.
Baca Juga
"Jika tidak ada perubahan antara sekarang dan akhir Mei, setiap orang yang melakukan pengiriman akan mendapatkan produk dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada produk sebenarnya yang sudah ada di toko," kata perusahaan itu, dilansir Bloomberg, Senin (22/2/2021).
Beberapa klien Cave menunda pengiriman hingga April dengan harapan kondisinya membaik. Perusahaan itu mengatakan tidak pernah terjadi sebelumnya harga kontainer naik atau turun lebih dari 20 hingga 30 persen. Kenaikan 500 persen adalah hal yang baru bagi semua pelaku.
Namun, pada tahap ini, banyak ekonom tetap optimistis terhadap ancaman inflasi dan tidak mengharapkan biaya pengiriman untuk mengurangi belanjaan secara material di AS dan Eropa.
"Pada akhirnya, apakah biaya tersebut dapat dibebankan kepada konsumen tergantung pada kekuatan permintaan konsumen, yang lebih terkait dengan kebijakan fiskal dan moneter di AS dan Eropa," kata Helen Qiao, kepala ekonom Greater China di Bank of America.