Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gandum Makin Mahal, Produsen Tepung Terigu Bertahap Naikkan Harga

Dalam catatan Aptindo, harga tepung terigu telah naik secara bertahap sejak Januari sampai saat ini. Khusus terigu serbaguna dan protein tinggi telah naik 6 persen. Sedangkan protein rendah telah naik 15 persen.
Gandum dan tepung terigu. /Istimewa
Gandum dan tepung terigu. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Para produsen tepung terigu secara bertahap menaikkan harga produk, menyusul berlanjutnya kenaikan harga impor gandum akibat gangguan produksi di negara asal. Kenaikan harga tepung terigu diproyeksikan berlanjut sampai April 2022.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang menjelaskan harga komoditas dunia telah naik sejak awal tahun, termasuk harga gandum. Harga komoditas serealia itu terkerek setelah laporan turunnya produksi akibat gangguan cuaca di negara eksportir.

“Produksi turun akiat gangguan cuaca di belahan bumi utara. Khusus gandum berdampak ke penurunan di Kanada, Amerika Serikat, dan Rusia,” kata Franciscus, Jumat (8/10/2021).

Akibat penurunan produksi ini, negara produsen memutuskan untuk membatasi ekspor. Salah satunya Rusia yang menetapkan pajak ekspor. Sementara itu, Kanada dan Amerika Serikat diperkirakan mengalami penurunan produksi sampai 30 persen.

“Karena ini sejak awal tahun kenaikan harga gandum dunia rata-rata sekitar 40 persen. Otomatis harga terigu terdampak karena kontribusi gandum sampai 82 persen dari biaya produksi,” ujarnya.

Dalam catatan Aptindo, harga tepung terigu telah naik secara bertahap sejak Januari sampai saat ini. Khusus terigu serbaguna dan protein tinggi telah naik 6 persen. Sedangkan protein rendah telah naik 15 persen.

Sosok yang kerap disapa Franky itu mengemukakan kenaikan harga tepung terigu berpotensi sampai tahun depan. Harga di pasaran diperkirakan akan mencapai level tertinggi pada April atau Mei 2022 dan bertahan sampai September 2022. Situasi harga akan tergantung pada proyeksi hasil panen gandum pada tahun depan.

“Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi anggota Aptindo dan industri berbasis tepung terigu pada tahun depan.”

FAO Cereal Supply and Demand Brief yang dirilis pada 7 Oktober 2021 mengungkap produksi komoditas sereal pada 2021 mencapai 2,8 miliar ton (termasuk beras), naik 1,1 persen dibandingkan dengan 2020. Meski demikian, kondisi produksi tetap lebih rendah dari pada kebutuhan sehingga stok yang tersedia cenderung berkurang.

FAO memproyeksikan produksi gandum mencapai 776,7 juta tpn atau 7,2 juta ton lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Meski demikian, naiknya permintaan gandum untuk pakan dari konsumen besar seperti China dan produksi yang lebih rendah di Kanada dan Rusia bakal membuat pasokan tetap ketat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper