Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 2.500 karyawan Boeing Co. yang tergabung dalam serikat pekerja yang mewakili tiga lokasi produksi pesawat militer di wilayah St. Louis menolak tawaran kontrak perusahaan dan berencana untuk mogok mulai 1 Agustus.
Dilansir Bloomberg, serikat International Association of Machinists and Aerospace Workers District 837 menyatakan mereka menolak kontrak yang tidak adil dan merata, karena Boeing terus menghasilkan miliaran dolar setiap tahun dari anggota serikat.
“Perusahaan sebelumnya mencabut tunjangan pensiun dari anggota kami dan tidak memberikan kompensasi yang memadai untuk rencana 401(k),” ungkap asosiasi, seperti dikutip Bloomberg, Senin (25/7/2022).
Aksi mogok ini diperkirakan memengaruhi pekerja di St Louis dan St Charles di Missouri, serta Mascoutah, Illinois. Lokasi ini merupakan lokasi Boeing membangun pesawat militer termasuk F-15, F-18, T-7A Trainer, dan pengisi bahan bakar tak berawak MQ-25.
Gagalnya negosiasi menandakan waktu yang sama sulitnya bagi Boeing dalam putaran berikutnya dari pembicaraan kontrak untuk asosiasi IAM yang jauh lebih besar di lini bisnis pesawat komersial Boeing di Seattle, yang memiliki sekitar 30.000 pekerja.
Sementara itu, juru bicara Boeing mengatakan bahwa perseroan menyayangkan hasil pemungutan suara tersebut. Padahal, Boeing mengatakan tawaran yang diberikan sudah sangat kompetitif.
Baca Juga
“Kami mengaktifkan rencana darurat kami untuk mendukung kelangsungan operasi jika terjadi pemogokan,” ungkap juru bicara.
Dalam sebuah pernyataan pada 21 Juli 2022, serikat pekerja mengatakan Boeing menawarkan kenaikan upah umum di bawah standar, namun tanpa perubahan dalam rencana kenaikan upah dan kompensasi 401(k).
Boeing mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka memindahkan kantor pusatnya dari Chicago ke Arlington, Virginia, untuk menjadi pengambil keputusan yang lebih dekat di Pentagon.
Saham Boeing telah turun 21 persen sepanjang tahun ini hingga penutupan Jumat (22/7). Perusahaan melaporkan kerugian pada tahun 2020 dan 2021.