Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Central China (PBOC) Mendadak Pangkas Suku Bunga Acuan, Ada Apa?

Bank sentral China atau PBOC kembali mengejutkan pasar dengan kembali memangkas suku bunga secara signifikan.
Mata uang Yuan China. Dok. Freepik
Mata uang Yuan China. Dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral China (PBOC) kembali mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga acuan secara signifikan. Langkah ini menunjukkan upaya otoritas untuk memberikan stimulus moneter yang lebih besar guna mendukung perekonomian.

Bank Central China (PBOC) menerbitkan pinjaman satu tahun sebesar 200 miliar yuan di bawah pinjaman jangka menengah (MLF) pada 2,30%, turun 20 basis poin dari pinjaman MLF sebelumnya. Bank sentral juga menyuntikkan 235,1 miliar yuan ke pasar melalui repo tujuh hari dengan suku bunga 1,70%

Berdasarkan pernyataan POBC, suntikan mata uang tunai melalui instrumen jangka pendek tersebut dilakukan untuk mempertahankan kondisi likuiditas sistem perbankan akhir bulan yang cukup memadai. 

“[Pemangkasan suku bunga MLF] pada dasarnya merupakan reaksi terhadap penurunan tajam di pasar saham," pungkas ahli strategi senior China di ANZ, Xing Zhaopeng, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/7/2024). 

Kepala analis pasar keuangan utama di MUFG Bank (China) Marco Sun mengatakan bahwa pemotongan suku bunga kebijakan dapat mengurangi biaya pembiayaan dan melepaskan uang tunai.

Menurutnya, operasi MLF yang tak terduga ini juga disebabkan oleh sejumlah besar pinjaman MLF yang jatuh tempo.

Operasi pinjaman MLF rutin berlangsung di tengah setiap bulan. Operasi PBOC minggu lalu menghasilkan penarikan 3 miliar yuan, sementara suku bunga tetap tidak berubah.

Total pinjaman MLF yang beredar melebihi 7 triliun yuan, di mana 4,68 triliun yuan dijadwalkan jatuh tempo tahun ini. Jumlah besar pinjaman yang jatuh tempo ini memicu spekulasi bahwa PBOC dapat menggantinya dengan injeksi uang tunai permanen melalui pemotongan persyaratan cadangan bank (RRR).

Xing dari ANZ menuturkan ia memproyeksi bank sentral akan memangkas RRR pada kuartal IV/2024 untuk menggantikan pinjaman MLF yang belum dibayar.

Beberapa analis pasar juga mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga pada Kamis hari ini (25/7) merupakan reaksi terhadap keputusan pemberi pinjaman utama untuk menurunkan suku bunga deposito. 

Ekonom senior Asia Pasifik di Natixis, Gary Ng berpendapat bahwa langkah ini menunjukan PBOC ingin lebih akomodatif terhadap bank dalam menurunkan biaya pendanaan jangka menengah. 

Namun, menurut kepala riset ANZ untuk Asia Khoon Goh mengatakan bahwa dalam konteks tantangan yang dihadapi ekonomi China, pemangkasan suku bunga dalam skala sebesar ini tidak akan berdampak signifikan. 

Pasar saham China bereaksi negatif terhadap berita tersebut, yang menunjukkan bahwa urgensi mendadak dari pihak otoritas untuk memberikan pinjaman berarti tekanan deflasi dan kelemahan permintaan konsumen lebih parah dari yang diperkirakan.

Indeks Hang Seng China Enterprises di Hong Kong juga menurun 1,6%, sehingga kerugian pada bulan ini mencapai 5%. Imbal hasil obligasi negara turun setelah berita tentang operasi MLF dan pemotongan suku bunga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper