Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setoran Amman dan Freeport Bikin Penerimaan Bea Keluar Melesat 58,1%

Sri Mulyani menyampaikan penerimaan bea keluar hingga Juli 2024 senilai Rp9,3 triliun, meningkat 58,1% (yoy) atau 52,9% dari target APBN 2024.
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kinerja positif setoran bea keluar berasal dari jumbonya pembayaran dua perusahaan yang melakukan ekspor tembaga, yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dan PT Freeport Indonesia (PTFI).

Sri Mulyani menyampaikan penerimaan bea keluar hingga Juli 2024 senilai Rp9,3 triliun atau meningkat 58,1% (year-on-year/yoy) atau 52,9% dari target APBN 2024.

Utamanya, bea keluar berasal dari ekspor tembaga yang tumbuh hingga 982% (yoy) dengan kontribusi mencapai 76,5%. Di mana hal ini akibat realksasi ekspor komoditas tembaga.

“Bea keluar dari dua saja Amman dan Freeport, mereka diperbolehkan untuk ekspor tapi mereka harus menyelesaikan smelter dengan bayar bea keluar lebih tinggi dan menyebabkan penerimaan kita tinggi,” ungkapnya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (13/8/2024).

Dengan kata lain, lanjut Sri Mulyani, kebijakan ini memaksa dua perusahaan tersebut untuk melakukan hilirisasi, namun belum selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Sebagaimana diketahui, Sri Mulyani telah menerbitkan aturan baru terkait besaran tarif bea keluar atas barang ekspor produk hasil pengolahan mineral logam, termasuk konsentrat tembaga.

Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2024 Tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar yang ditetapkan pada 31 Mei 2024 dan diundangkan pada 3 Juni 2024.

Di mana tarif bea keluar konsentrat tembaga kadar lebih dari atau sama dengan 15% Cu ditetapkan sebesar 7,5%.

Sementara itu, penerimaan bea keluar dari komoditas sawit justru tertekan akibat penurunan rata-rata harga Crude Palm Oil (CPO) 2024 sebesar 5,91% (yoy) dari US$865/mt menjadi US$814/mt.

“Untuk sawit, kita masih menderita. Volume ekspor kita turun dari 24 juta ton ke 20 juta ton turun 15%. Volume turun dan harga turun. Makanya CPO kita masih struggle,” lanjutnya.

Secara umum, penerimaan kepabeanan dan cukai masuk senilai Rp154,4 triliun hingga Juli 2024 atau 48,1% dari target. Angka ini tumbuh 3,1% (yoy) yang didorong oleh pertumbuhan seluruh jenis penerimaan, salah satunya bea keluar tersebut.

Tercatat setoran bea masuk senilai Rp29 triliun atau tumbuh 2,1% (yoy), kemudian setoran terbesar berasal dari cukai senilai Rp116,1 triliun yang tumbuh tipis 0,5% (yoy).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper