Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Pantau Situasi, Gubernur Bank of Japan Tegaskan Tak Buru-Buru Kerek Suku Bunga

Gubernur Bank of Japan (BoJ), Kazuo Ueda menegaskan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga acuannya.
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang, Rabu, 31 Juli 2024./Bloomberg-Akio Kon
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang, Rabu, 31 Juli 2024./Bloomberg-Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank of Japan (BoJ), Kazuo Ueda menegaskan pihaknya tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga acuannya. Pernyataan ini juga menunjukkan kecilnya peluang bank sentral Jepang tersebut untuk menaikkan suku bunganya pada pertemuan bulan depan.

“Dalam mengambil keputusan, bank sentral perlu hati-hati menilai faktor-faktor seperti perkembangan pasar keuangan dan modal di dalam dan luar negeri, dan situasi ekonomi luar negeri yang mendasari perkembangan ini. Kami punya cukup waktu untuk melakukannya," kata Ueda pada Selasa (24/9/2024) dalam pidatonya di Osaka dikutip dari Bloomberg.

Komentar terbaru muncul setelah Ueda mengirimkan pesan serupa pada Jumat lalu, ketika dewan dengan suara bulat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga. Dalam sambutannya pada Selasa, Ueda mengakui kritik terkait kurangnya komunikasi bank sentral dalam kebijakan kenaikan suku bunga pada 31 Juli lalu. 

Pernyataan terbaru Ueda tersebu akan memperkuat pandangan di kalangan pengamat BOJ bahwa dewan bank sentral tersebut akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya yang berakhir pada 31 Oktober.

“Ueda tampaknya berusaha lebih berhati-hati dan jelas dalam komunikasi setelah BOJ dikritik habis-habisan karena kurangnya langkah mereka dalam melakukan kenaikan suku bunga pada bulan Juli.  Dia mengatakan kenaikan suku bunga akan terjadi, tapi tidak secepat itu," kata Eiji Kitada, ekonom di Hamagin Research Institute.

Dalam pernyataan pasca-keputusannya minggu lalu, Ueda memberikan petunjuk dovish mengenai prospek harga, dengan mengatakan, risiko kenaikan harga tampaknya mereda mengingat penguatan yen baru-baru ini.

Adapun, nilai mata uang yen terhadap dolar AS telah menguat secara signifikan selama dua bulan terakhir setelah mencapai titik terendah dalam 38 tahun. Hal ini didukung oleh spekulasi bahwa perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang akan menyempit. 

Bank Sentral AS, The Federal Reserve memberikan dorongan pada narasi tersebut ketika memulai siklus pelonggarannya minggu lalu. Ueda menyebut koreksi yen sebagai faktor utama yang menurunkan risiko kenaikan harga. 

Pidato Ueda disampaikan beberapa hari sebelum Partai Demokrat Liberal atau Liberal Democratic Party (LDP) yang berkuasa memilih pemimpin baru pada Jumat pekan ini. Pemilihan tersebut pada dasarnya akan menentukan siapa yang menggantikan Fumio Kishida sebagai Perdana Menteri Jepang. 

Meskipun media lokal melaporkan hasil pemilihan ini akan sangat ketat, para pengamat BOJ terus mencermati apakah Sanae Takaichi, pendukung kuat pelonggaran moneter, akan meraih kemenangan.

Takaichi, salah satu dari tiga pesaing utama, mengatakan pada hari bahwa kenaikan suku bunga saat ini adalah tindakan yang bodoh, karena negara tersebut memerlukan kebijakan moneter yang longgar untuk mengakhiri deflasi. Shinjiro Koizumi, kandidat kuat lainnya, mengatakan pada hari Senin bahwa dia akan segera memerintahkan penyusunan paket ekonomi jika dia mengambil alih kepemimpinan.

Berbicara kepada wartawan setelah pidatonya, Ueda menolak berkomentar tentang bagaimana dia akan menanggapi jika pemerintahan baru menentang kenaikan suku bunga, hanya menyatakan bahwa bank tersebut akan terus menjalin komunikasi yang erat dengan pemerintah siapa pun yang menjadi pemimpinnya.

“BoJ independen secara hukum namun mungkin akan lebih sulit jika pemerintah menentang kenaikan suku bunga,” kata Kitada dari Hamagin Research Institute.

Banyak ekonom memperkirakan bank akan menunggu hingga Desember atau Januari sebelum menaikkan suku bunga acuan lagi setelah menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini.

“Jika proyeksi aktivitas ekonomi dan harga yang disajikan dalam laporan prospek terealisasi, bank akan menaikkan suku bunga kebijakan,” kata Ueda, mengacu pada laporan ekonomi triwulanan yang menunjukkan inflasi mencapai target harga sekitar akhir tahun depan. 

Ueda mengatakan, wajar jika kebijakan suku bunga netral jika tren harga konsumen berada di kisaran 2%. Tingkat netral adalah tingkat yang tidak merangsang atau membatasi kegiatan ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper