Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) atau The Fed memulai siklus pemangkasan suku bunganya pada tahun ini, menyusul tanda-tanda perlambatan ekonomi AS dan melandainya inflasi.
Namun, dimulainya pemangkasan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) tidaklah mudah. The Fed yang sebelumnya diperkirakan memangkas suku bunga pada awal tahun bahkan belum melakukannya hingga pertemuan kebijakan Juli 2024.
Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Juni 2024, pejabat the Fed bahkan mengisyaratkan penurunan suku bunga acuan hanya akan dilakukan satu kali pada tahun ini.
Perkiraan tersebut lebih rendah dari perkiraan pada bulan Maret yang mencapai tiga kali pemangkasan. Di sisi lain, The Fed memperkirakan akan memangkas suku bunga hingga empat kali pada 2025.
Pada FOMC meeting Juli 2024, barulah The Fed membuka peluang untuk menurunkan suku bunga dalam pertemuan berikutnya pada September 2024. Meskipun saat itu The Fed masih mempertahankan suku bunga FFR di kisaran target 5,25% - 5,5%.
Sinyal penurunan suku bunga The Fed pada September 2024 mempertimbangkan inflasi terus berlanjut sesuai dengan target 2% yang ditetapkan oleh bank sentral AS tersebut.
Baca Juga
“Ada beberapa kemajuan lebih lanjut menuju tujuan [inflasi] 2% sesuai target,” ujar Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/8/2024).
Komentar Powell
Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal yang kian jelas mengenai pemangkasan suku bunga pada September 2024. Hal ini diungkapkannya dalam konferensi ekonomi tahunan di Kansas City Fed di Jackson Hole, Wyoming, Jumat (23/8/2024).
Powell dalam pidatonya mengatakan bahwa risiko kenaikan inflasi telah berkurang. Pada saat yang sama, risiko penurunan lapangan kerja telah mereda.
"Waktunya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri. Arah perjalanan sudah jelas, dan waktu serta kecepatan pemangkasan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko," kata Powell saat itu, seperti dilansir Reuters.
Powell memerinci, bahwa dua tujuan dalam tugas yang diberikan Kongres Amerika Serikat kepada Fed hampir tercapai yakni inflasi yang kembali ke 2% dan angka pengangguran. Seperti diketahui, inflasi di AS telah meningkat hingga kisaran 7% selama pandemi Covid-19 danangka pengangguran meningkat.
Powell menjelaskan, lonjakan tingkat pengangguran yang hampir mencapai satu persen pada tahun lalu sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya pasokan tenaga kerja dan melambatnya perekrutan. Hal itu, jelasnya, bukan dipicu peningkatan pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Dia menyebut, tingkat pengangguran AS saat ini sebesar 4,3%. Angka itu dinilai berada pada tingkat yang konsisten dengan inflasi yang stabil dalam jangka panjang.
"Kami tidak mencari atau menunggu pemulihan lebih lanjut kondisi pasar tenaga kerja," kata Powell.