Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah disarankan untuk membangun fasilitas bagi pejalan kaki, seperti travelator, seiring wacana integrasi Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.
Pengamat Transportasi sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, penutupan Stasiun Karet dapat dilakukan asalkan pemerintah membangun akses bagi pejalan kaki yang nyaman.
“Nah, yang penting bagaimana yang orang biasa turun di Karet bisa terakomodir. Ya sudah sepanjang itu dikasih jalur pejalan kaki yang nyaman, kalau mau cepat dikasih travelator,” kata Djoko saat dihubungi Bisnis, Minggu (5/1/2025).
Selain itu, menurut Djoko, sudah tidak dapat dilakukan pengembangan di Stasiun Karet karena lahan yang terbatas. Bahkan, untuk memperpanjang peron saja sulit.
Sementara itu, Stasiun BNI City masih dapat dikembangkan terlebih lahan yang tersedia masih luas. Adapun, jarak antara Stasiun Karet dan Stasiun BNI City hanya 350 meter.
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengungkapkan integrasi Stasiun BNI City dan Stasiun Karet akan membuat waktu perjalanan ke Bandara Soekarno Hatta makin singkat dari 56 menit menjadi 40 menit.
Baca Juga
Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan atau DJKA, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.
Saat ini, KAI Commuter juga tengah meningkatkan kualitas fasilitas sarana dan prasarana untuk penumpang di Stasiun BNI City. Di antaranya dengan memperbaiki dan meningkatkan kenyamanan selasar bagi pejalan kaki agar terlindung dari sengatan sinar matahari maupun hujan saat menuju ke stasiun.