Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Pertimbangkan Tarif Jauh di Atas 2,5%, Sasar Semikonduktor hingga Tembaga

Presiden AS Donald Trump berkeinginan untuk memberlakukan tarif dagang yang jauh lebih besar dari 2,5%.
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Julia Demaree Nikhinson
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Julia Demaree Nikhinson

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump berkeinginan untuk memberlakukan tarif dagang yang jauh lebih besar dari 2,5%.  

Pernyataannya tersebut menjadi sinyal terbaru dari serangkaian sinyal pada hari Senin bahwa dirinya sedang mempersiapkan tarif meluas pada sektor-sektor utama untuk membentuk kembali rantai pasokan AS.

 “Saya sudah membayangkan apa yang akan terjadi, tetapi saya belum akan menetapkannya, tetapi itu akan cukup untuk melindungi negara kita,” kata Trump kepada wartawan pada Senin malam, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (28/1/2025). 

Sebelumnya Scott Bessent—Menteri Keuangan yang baru ditunjuk oleh Senat AS—berencana untuk memulai tarif impor secara universal sebesar 2,5%. 

Meski demikian, Trump mengatakan bahwa dia tidak berpikir Bessent mendukung hal itu dan tidak akan mendukungnya. Namun, Trump teguh mengatakan bahwa dia menginginkan tarif yang lebih besar dari 2,5% tersebut. 

Dalam pidatonya di Florida, Trump menjanjikan tarif untuk sektor-sektor tertentu, termasuk semikonduktor, farmasi, baja, tembaga, dan aluminium. 

Sementara dalam pernyataan Trump saat tengah mengudara dengan pesawat Air Force One saat hendak terbang kembali ke Washington, DC, dari pidatonya di Florida, dirinya juga berharap dapat memberlakukan tarif pada mobil dari Kanada dan Meksiko, negara-negara yang telah diancamnya dengan tarif 25% secara keseluruhan secepatnya pada 1 Februari.

Dalam pidato di pertemuan lainnya, Trump menyampaikan bahwa ketika tarif di negara lain naik, pajak untuk pekerja dan bisnis Amerika akan turun dan sejumlah besar pekerjaan dan pabrik akan kembali ke AS. Trump pun dikabarkan tengah tarif hingga 20%. 

“Ingat, sekali lagi, kata 'tarif'. Kita akan melindungi rakyat dan bisnis kita, dan kita akan melindungi negara kita, dengan tarif,” tambah Trump. 

Pada saat yang sama, dolar menguat terhadap semua mata uang utama karena ancaman terbaru dari Trump. Tembaga dan aluminium turun karena ancaman tarif sektoral.

Pernyataan pada hari Senin kepada anggota parlemen adalah tanda terbaru bahwa Trump melihat tarif sebagai pilar dari dorongan Partai Republik untuk juga merombak sistem pajak. 

Dia mengulangi seruannya agar Partai Republik memotong tarif pajak perusahaan menjadi 15%, dari 21% saat ini, untuk perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang mereka di Amerika. 

Secara bersamaan, Trump ingin menambah biaya impor melalui tarif dan menurunkan pajak atas produksi dalam negeri, meskipun rinciannya tidak jelas—manufaktur AS sangat bergantung pada suku cadang dan material impor.

Ancaman tarif semikonduktor dari Trump juga muncul beberapa jam setelah kekhawatiran investor terhadap perusahaan rintisan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal China, DeepSeek, mengguncang pasar dan menghapus miliaran dolar AS dari kapitalisasi pasar Nvidia Corp. 

Trump berargumen bahwa tarif akan membantu menjaga dan membangun manufaktur chip canggih AS dibandingkan dengan program subsidi yang diperjuangkan oleh mantan Presiden Joe Biden.

Pernyataan Trump sangat kontras dengan spekulasi pasar bahwa abstainnya dari tarif langsung minggu lalu, ketika dia menjabat, adalah tanda bahwa dia mungkin melunakkan pendiriannya.

“Jika Anda ingin berhenti membayar pajak atau tarif, Anda harus membangun pabrik Anda di sini, di Amerika. Itulah yang akan terjadi pada tingkat rekor,” katanya.

Pidato Trump ini disampaikan setelah akhir pekan lalu dia mengancam akan mengenakan tarif sebesar 50% terhadap Kolombia setelah pemerintah negara itu awalnya menolak untuk menerima para migran yang dideportasi oleh AS dengan pesawat militer. Trump setuju untuk menunda hanya setelah pemerintah Amerika Selatan mundur. 

Presiden baru ini menegaskan kembali kepada anggota DPR dari Partai Republik bahwa setiap negara yang menolak para pendatang yang dideportasi akan dikenakan ancaman tarif dan sanksi yang sama seperti yang dihindari Kolombia.

Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett menunjuk contoh Kolombia—sebuah tanda bahwa Trump sedang mempertimbangkan beberapa aliran tarif yang dapat menambah pungutan yang lebih tinggi secara keseluruhan di beberapa sektor atau negaras—dan mengisyaratkan bahwa presiden juga masih mempertimbangkan tarif secara keseluruhan. 

Haset menyampaikan bahwa tarif apa pun yang mungkin akan dikenakan akan menjadi tambahan dari apa pun yang dilakukan Presiden Trump di masa depan ketika dia memikirkan tarif secara keseluruhan. 

“Jika Anda melihat tarif sebagai bagian dari strategi keseluruhan, Anda akan melihat, seperti yang dikatakan Presiden Trump, masa keemasan dan ini akan menjadi reformasi sisi penawaran terbesar yang pernah ada di Amerika,” kata Hassett.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper