Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyentil Kementerian Perdagangan (Kemendag) terkait molornya alur pendistribusian impor bawang putih dan gula ke tangan konsumen. Alhasil, harga bawang putih dan gula masih melambung saat momentum Ramadan.
Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir mengatakan bahwa pendistribusian impor bawang putih memakan waktu satu bulan, meski komoditas ini sudah masuk ke Indonesia.
Imbasnya, Tomsi menyebut harga bawang putih terus merangkak saat perayaan hari besar keagamaan nasional (HKBN) Ramadan dan Idulfitri. Sementara itu, harganya mulai stabil saat momentum HKBN berakhir.
“Tapi antara waktu masuk, bongkar, distribusi, itu sebulan lebih. Akhirnya, momen Ramadan dan Idulfitri sudah lewat harganya baru turun. Hampir di setiap tahun jejaknya ada, bawang putih itu naik sampai Rp120.000 [per kilogram],” ungkap Tomsi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025 di YouTube Kemendagri, Senin (24/2/2025).
Untuk itu, dia mengimbau agar Kemendag melakukan koordinasi secara intensif terkait bongkar muatan dan pendistribusian impor bawang putih dan gula.
“Gula, juga perlu kita perhatikan berkaitan dengan momen, kecepatan bongkar, kecepatan distribusi ini perlu dihitung betul, jadi tidak hanya mengecek tapi kita hitung betul, berapa hari sampai kepada tangan konsumen,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Staf Ahli Kemendag Tommy Andana mengeklaim pihaknya sudah memberikan perizinan importasi bawang putih maupun gula kepada beberapa pelaku usaha.
Tommy menuturkan, Kemendag sudah mengumpulkan importir yang telah memiliki persetujuan impor (PI), serta mengimbau untuk segera mempercepat realisasi importasi bawang putih.
“Kami dari Direktorat terkait sudah mengimbau kepada pemegang PI untuk segera direalisasikan dan segera didistribusikan,” ujarnya.
Berdasarkan data Kemendag, PI bawang putih yang diterbitkan sebanyak 226.101 ton pada 2025.
Di sisi lain, stok awal 2025 adalah sebanyak 53.484 ton bawang putih dengan perkiraan produksi 23.141 ton. Adapun, alokasi kebutuhan impornya adalah 550.000 ton dan perkiraan stok akhir 2025 adalah 6.206 ton.
Rencananya, realisasi importasi bawang putih akan tiba pada Maret 2025 sebanyak 21.000 ton dan April 2025 sebanyak 14.600 ton.
Namun, berdasarkan informasi importir bawang putih, Tommy mengatakan bahwa banyak importir yang belum melakukan realisasi lantaran masih di posisi wait and see akibat adanya kebijakan penyaluran bawang putih sebesar 20% alokasi untuk keperluan operasi pasar puasa dan lebaran.
Lebih jauh, berdasarkan informasi pedagang di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), Kemendag mengungkap kondisi pasar saat ini sedang mengalami penurunan permintaan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
“Penurunan diperkirakan terjadi hingga 40% apabila dibandingkan dua tahun sebelumnya,” tuturnya.
Kemendag menduga hal itu imbas dari penurunan daya beli masyarakat. Kondisi itu tercermin dari penurunan harga yang hampir terjadi di semua buah dan sayur, bukan hanya bawang putih.
Sementara itu, Kemendag mencatat harga bawang putih di tingkat importir di Indonesia saat ini berada di kisaran Rp29.000–Rp32.000 per kilogram untuk Hanoi, sedangkan untuk bawang putih Kating di kisaran Rp33.500–Rp35.000 per kilogram.
Dia kembali menekankan Kemendag akan berkoordinasi dengan Direktorat terkait yang menangani perizinan impor untuk memberitahu pemegang PI agar segera merealisasikan dan mendistribusikan importasi bawang putih dan gula.
“Kalau memang itu komoditi impor, kita akan langsung komunikasikan dengan Direktorat yang menangani untuk segera memberitahu kepada pemegang perizinan untuk segera merealisasikan dan mendistribusikan,” pungkasnya.