Pendapat Berbeda
Pendapat berbeda disampaikan Kepala Ekonom PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo. Menurut Banjaran, BI masih punya ruang untuk menurunkan suku bunga.
Dia meyakini BI akan lebih mempertimbangkan pentingnya pertumbuhan kredit yang lebih kuat untuk melawan deflasi yang terjadi dua bulan belakangan dan memanfaatkan momentum Lebaran.
"Kami prakirakan ada penurunan [BI Rate] bulan ini 25 bps dan di Kuartal III atau Kuartal IV," ungkap Banjaran kepada Bisnis, Kamis (6/3/2025).
Sementara itu, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset BI Fitra Jusdiman menyatakan asesmen otoritas moneter terkait ancaman perang dagang masih sama seperti yang disampaikan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19 Februari 2025.
Saat itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan ketidakpastian pasar keuangan global akan tetap tinggi usai kebijakan tarif impor AS lebih cepat dan luas dari prakiraan. Akibatnya penurunan FFR diperkirakan akan terbatas.
Akibatnya, preferensi investor global untuk menempatkan portofolionya ke AS semakin besar. Sejalan dengan itu, indeks mata uang dolar AS masih tinggi dan menekan berbagai mata uang dunia.
"Ketidakpastian global yang tetap tinggi terus memerlukan respons kebijakan yang kuat sehingga dapat memitigasi dampak rambatannya untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik," ujar Perry dalam konferensi pers itu.