Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Sumbang Surplus Dagang Paling Jumbo ke RI, Capai US$115,78 Miliar sejak 2015

Amerika Serikat (AS) merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir.
Bongkar muat barang di terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (14/8/2024)/JIBI/Bisnis/Paulus Tandi Bone
Bongkar muat barang di terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (14/8/2024)/JIBI/Bisnis/Paulus Tandi Bone

Nego Tarif Trump

Selain itu, fluktuasi harga energi dan mineral global dapat memengaruhi nilai ekspor Indonesia. Oleh sebab itu, Fithra memproyeksikan surplus perdagangan Indonesia akan menurun secara bertahap sepanjang 2025.

"Yang mengakibatkan pelebaran defisit transaksi berjalan sebesar 1,5% [terhadap PDB] pada akhir tahun," ujar Fithra dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).

Sebagai perbandingan, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan defisit transaksi berjalan akan memasuki rentang 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB pada tahun ini.

Tak heran apabila pemerintah pun mencoba menegosiasikan tarif resiprokal AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto resmi menyerahkan proposal tawaran negosiasi ulang penerapan tarif resiprokal yang dikenakan ke Indonesia sebesar 32% ke Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick di Washington DC, AS pada Sabtu (19/4/2025) waktu setempat.

Airlangga menyampaikan Indonesia menawarkan untuk meningkatkan pembelian dan impor barang AS agar menyeimbangkan neraca perdagangan antar kedua negara. Indonesia berencana melakukan pembelian produk energi (crude oil, LPG, dan gasoline) serta pertanian (soybeans, soybeans meal, dan wheat) AS.

Di sisi lain, Airlangga meminta penurunan tarif ekspor ke AS khususnya terhadap ekspor Top-20 produk utama Indonesia. Apalagi, selama ini tarif impor Indonesia lebih tinggi dari beberapa negara kompetitor atau produsen barang sejenis.

Delegasi Indonesia dan pemerintah AS sendiri sudah sepakat menyelesaikan negosiasi dalam waktu 60 hari ke depan.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper