Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) muara Laboh Unit 2 rampung pada 2027.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, target itu seiring dengan proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 dengan kapasitas 80 MW dan unit 3 dengan kapasitas 60 MW di Sumatera Barat ini telah mencapai financial close.
Dia menyebut, financial close PLTP Muara Laboh merupakan kelanjutan dari penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT PLN (Persero) dengan perusahaan PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) pada 16 Desember 2024 lalu.
"Salah satu agenda pertemuan bilateral Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang hari ini yaitu bidang energi, dengan tercapainya tercapainya financial close PLTP Muara Laboh Unit 2 yang ditargetkan selesai pada tahun 2027," ujar Yuliot melalui keterangan resmi dikutip Selasa (6/5/2025).
Adapun pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Jepang dilaksanakan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (5/5/2025). Pertemuan ini membahas berbagai isu global dan kerja sama di masa depan yang berkelanjutan, rendah karbon, dan terkait energi bersih melalui kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC).
Dalam hal ini Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri ESDM Yuliot tanjung. Sementara, pemerintah Jepang diwakili delegasi Perdana Menteri Jepang periode 2021-2024, Fumio Kishida, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Jepang (House of Representatives).
Baca Juga
"Pertemuan dengan Jepang hari ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antar negara dalam mengakselerasi transisi energi, dan bukti nyata kemajuan kerjasama ini", kata Yuliot.
Yuliot mengatakan, pendanaan proyek PLTP Muara Laboh ini diperoleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) dari lembaga keuangan terkemuka, yakni Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Asian Development Bank (ADB), serta lembaga keuangan swasta seperti Mizuho Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), MUFG Bank, dan The Hyakugo Bank.
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, PLTP Muara Laboh Unit 2 & 3 memiliki tarif yang berbeda dengan unit 1.
"Ini negosiasi unit pertama dulu, itu kan harga masih dengan harga yang lama. Nah unit kedua dan ketiga sudah dengan sesuai Perpres 112 Tahun 2022 [tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik] itu yang menjadi keputusan di sini," jelasnya.
Secara keseluruhan, sambung Eniya, pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 dan 3 akan mendorong investasi baru senilai total US$992 juta atau setara Rp16,34 triliun (asumsi kurs Rp16.476 per US$).
Selain proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 dan 3, beberapa proyek energi lain yang sudah masuk dalam kerangka AZEC. Proyek tersebut yaitu pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Legok Nangka, Sustainable Aviation Fuel, PLTP Sarulla, serta jaringan transmisi dari Jawa-Sumatera.