Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang hingga Uni Eropa Atur Ulang Strategi Negosiasi Tarif Trump, Tiru Taktik China?

Sikap China dalam negosiasi tarif dengan AS telah meyakinkan Jepang hingga Uni Eropa untuk mengambil posisi yang lebih keras dalam perundingan.
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic

Kurangnya Daya Tarik

Marko Papic, kepala strategi GeoMacro di BCA Research menyebut, banyak negara yang dapat belajar dari China untuk bernegosiasi dengan Trump adalah dengan bersikap tegas, tetap tenang, dan memaksanya untuk menyerah. 

Meski demikian, dia menyebut mengingat pengaruh China tetap besar sebagai pusat pabrik dunia, negara-negara lain mungkin harus menggunakan cara-cara yang lebih kreatif untuk memanfaatkan pengaruhnya.

Bagi Vietnam yang sepertiga ekonominya bergantung pada perdagangan dengan AS, kurangnya daya tarik tersebut berarti tidak ada ruang untuk berbuat lebih banyak selain berbicara keras. 

Vietnam, yang merupakan salah satu negara pertama yang menawarkan pembelian barang-barang AS tambahan seperti pesawat Boeing Co. untuk menutup surplus perdagangan, mengecam tarif Trump awal bulan ini sebagai tidak masuk akal. 

Jika negara-negara yang lebih besar ingin bersikap konfrontatif, satu area yang mungkin dapat mereka gunakan adalah perdagangan jasa, kata Katrina Ell, kepala ekonomi Asia Pasifik Moody's Analytics. 

Uni Eropa, Singapura, Korea Selatan, dan Jepang termasuk di antara negara-negara yang memiliki defisit perdagangan jasa terbesar dengan AS, menurut data Moody's Analytics. 

"China memiliki terlalu banyak daya tarik atas AS sehingga AS tidak dapat melanjutkan sikap garis kerasnya, sedangkan itu tidak terjadi pada banyak negara lain. Itulah yang perlu kita ingat, yaitu daya tarik dan siapa yang memiliki daya tarik itu," ujar Ell.

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper