Bisnis.com, TANGERANG — SKK Migas mengungkapkan PT Huatong Services Indonesia memenangkan lelang wilayah kerja (WK) migas Air Komering. Pengelolaan WK tersebut pun menggunakan skema kontrak bagi hasil atau gross split terbaru.
"Iya, betul [PT Huatong Services Indonesia menggunakan skema gross split terbaru]," ucap Kepala SKK Migas Djoko Siswanto di sela-sela acara IPA Convex 2025 di Tangerang, Selasa (20/5/2025).
Adapun, regulasi skema gross split terbaru tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split dan Keputusan Menteri ESDM Nomor 230.K/MG.01.MEM.M/2024 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Komponen Kontrak Bagi Hasil Gross Split.
Kementerian ESDM mencatat dengan skema gross split baru, kepastian bagi hasil yang diterima kontraktor dapat mencapai 75-95%. Pada kontrak gross split lama, bagi hasil kontraktor sangat variatif, bisa sangat rendah, hingga 0% pada kondisi tertentu.
WK Air Komering terletak di Sumatra Selatan dan Lampung. WK ini memiliki potensi sumber daya minyak dan gas sekitar 307 juta barel setara minyak (MMboe).
Dalam kesempatan terpisah, Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Tri Winarno menuturkan, PT Huatong Services Indonesia memenangkan lelang WK Air Komering dengan bonus tanda tangan sebesar US$300.000 dan komitmen pasti untuk 3 tahun pertama masa eksplorasi sebesar US$4,45 juta.
"Pemerintah berharap pemenang dapat berkontribusi terhadap ketahanan energi Indonesia di masa depan. Kami juga mengimbau agar pemenang dapat melaksanakan komitmen pasti yang telah ditetapkan dengan sebaik-baiknya dan segera menyelesaikan production sharing contract," ucap Tri.
Selain itu, Tri juga mengumumkan penawaran lelang tiga WK migas. Dia mengungkapkan, tiga WK yang dilelang dalam Lelang Tahap I 2025 itu yakni WK Gagah di Sumatra Selatan, WK Perkasa di lepas pantai Jawa Timur, dan WK Lavender di lepas pantai Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
"Secara total, ketiga wilayah kerja yang ditawarkan memiliki potensi sekitar 2,2 miliar barel setara minyak," kata Tri.
Dia memerinci, WK Gagah memiliki potensi sumber daya minyak dan gas sekitar 173 juta barel minyak (MMbo) atau 1,1 triliun kaki kubik gas (Tcf).
Selanjutnya, WK Perkasa memiliki potensi sumber daya minyak dan gas sekitar 228 MMbo atau 1,3 Tcf. Sementara, WK Lavender memiliki potensi sumber daya gas sekitar 10 Tcf.
Tri menuturkan, terdapat sejumlah penawaran menarik dari lelang blok migas kali ini, seperti skema bagi hasil (split) untuk kontraktor bisa mencapai 45% hingga 50%, dari sebelumnya hanya sekitar 15% hingga 30%.
Selain itu, bonus tanda tangan pada lelang kali ini juga relatif rendah, yakni sekitar US$200.000 hingga US$300.000. Menurut Tri, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang minimal US$1 juta hingga US$2 juta.
Adapun, jadwal dan mekanisme tender telah dipublikasikan di situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan batas akhir pengajuan dokumen untuk penawaran langsung lelang tahap pertama 2025 ini adalah 4 Juli 2025.
Blok Migas Air Komering Bakal Pakai Skema Gross Split Baru
SKK Migas mengungkapkan pengelolaan blok migas Air Komering di Sumatra Selatan akan menggunakan skema bagi hasil gross split baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mochammad Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
