Bisnis.com, JAKARTA - Setiap tanggal 5 Juni, dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Pada 2025, tema yang diangkat adalah “Beat Plastic Pollution”—sebuah seruan global untuk mengatasi krisis sampah plastik yang kian mendesak.
Menurut data United Nations Environment Programme (UNEP), lebih dari 400 juta ton plastik diproduksi setiap tahun, namun hanya sekitar 9% yang berhasil didaur ulang.
Di tengah ancaman ini, komitmen mengurangi penggunaan plastik sekali pakai menjadi langkah sederhana namun berdampak besar. Mulai dari membawa tas kain, menggunakan botol minum isi ulang, hingga memilah sampah—tindakan kecil ini bisa memberikan kontribusi besar jika dilakukan secara kolektif.
Komitmen untuk mengurangi sampah plastik juga digaungkan dari sektor industry. Salah satu contohnya adalah APRIL Group, produsen pulp dan kertas yang memproduksi merek kertas PaperOne. Sejak 2018, APRIL telah menjalankan kampanye pengurangan plastik sekali pakai di seluruh lokasi operasionalnya di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
Sebagai informasi, kawasan operasional APRIL di Riau atau Riau Complex merupakan tempat tinggal bagi ribuan karyawan, dan para karyawan inilah yang menjadi penggerak utama inisiatif ini. Kampanye tersebut menjangkau tidak hanya area pabrik dan perkantoran, tetapi juga sekolah, fasilitas umum, dan masyarakat sekitar.
Contohnya, gerakan menggunakan botol minum isi ulang dan tas kain sebagai pengganti plastik sekali pakai kini dijalankan bersama oleh karyawan, siswa, dan guru di lingkungan operasional. Hingga saat ini, lebih dari 5.000 staf telah terlibat aktif.
Salah satu unit bisnis lain yang juga terlibat adalah hotel yang dikelola perusahaan di area operasional APRIL. Hotel ini kini tidak lagi menyediakan air minum dalam kemasan maupun sedotan plastik.
Sebagai gantinya, dispenser air disediakan di setiap lorong kamar. Inisiatif ini ditargetkan mampu menurunkan jumlah sampah plastik dari sekitar 395 kilogram menjadi hanya 45 kilogram per bulan—dan saat ini proses pengurangannya masih terus berlangsung.
Sebagai informasi, Riau Kompleks merupakan tempat tinggal bagi ribuan karyawan APRIL dan karyawan menjadi penggerak inisiatif ini. Inisiatif ini menjangkau tidak hanya karyawan di pabrik maupun perkantoran, namun juga sekolah, fasilitas umum, hingga masyarakat sekitar perusahaan.
Salah satu contohnya, karyawan, siswa, dan guru yang berada di lingkungan operasional kini menggunakan botol minum isi ulang dan memakai tas kain alih-alih menggunakan plastic sekali pakai. Hingga saat ini, sekitar 5.000 staf telah berpartisipasi dalam gerakan ini.
Kontribusi pengurangan plastik juga dilakukan oleh hotel yang dikelola APRIL di area operasionalnya. Hotel ini berkomitmen untuk tidak lagi menyediakan air minum dalam kemasan dan sedotan plastik. Sebagai alternatif, dispenser air telah disediakan di setiap lorong kamar.
Inisiatif ini ditargetkan dapat memangkas jumlah sampah plastik dari sekitar 395 kilogram menjadi 45 kilogram per bulan. Proses implementasinya masih berlangsung dan terus dimonitor untuk memastikan dampak yang optimal.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terpadu
Upaya mengurangi polusi plastik tidak berhenti pada perubahan perilaku di lingkungan kerja saja. APRIL juga mengembangkan inisiatif yang lebih luas untuk mendorong pengelolaan sampah rumah tangga secara berkelanjutan.
Di Riau Kompleks, Bank Sampah Andalan Lestari (BSAL) menjadi solusi pengelolaan sampah rumah tangga berbasis prinsip 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle. Bank sampah ini mampu mendorong karyawan dan keluarganya untuk mengelola sampah secara mandiri, mendaur ulang produk bernilai ekonomi, dan mendukung pencapaian target zero waste pada 2030.
Saat ini, sebanyak 738 anggota di Riau Kompleks aktif terlibat, dengan total sekitar 180 kilogram sampah plastik dikumpulkan untuk didaur ulang dan dijual kembali setiap bulannya. Kehadiran bank sampah ini tidak hanya membantu pengurangan limbah, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan.
Tak hanya itu, dari sisi inovasi bisnis, APRIL baru saha meluncurkan BoardOne, produk kertas kemasan berkelanjutan dengan kapasitas produksi mencapai 1,2 juta ton per tahun. Produk ini dibuat dari bahan baku terbarukan yang berasal dari hutan tanaman industri (HTI) milik APRIL yang telah tersertifikasi Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).
Inovasi kertas kemasan ini merupakan bagian dari upaya APRIL menyediakan alternatif kemasan yang sejalan dengan gaya hidup masyarakat yang semakin peduli terhadap keberlanjutan dengan produk yang dapat terurai secara alami, terbarukan, dan mudah didaur ulang. Berbahan dasar serat alami, kertas kemasan memiliki jejak karbon yang lebih rendah dan secara langsung mendukung pengurangan emisi serta pengurangan polusi plastik di lingkungan.