Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merilis daftar tarif impor terbaru yang akan dikenakan kepada sejumlah mitra dagangnya.
Dalam lembar fakta yang dirilis Gedung Putih pada Jumat (1/8/2025), daftar bea impor tersebut mencakup baik mitra yang sudah ataupun yang belum menyelesaikan kesepakatan dagang dengan Negeri Paman Sam.
"Dengan memberlakukan tarif terhadap negara-negara dengan praktik dagang yang tidak resiprokal, Presiden [Donald] Trump mendorong produksi di dalam negeri dan melindungi industri AS," demikian kutipan lembar fakta tersebut.
Adapun, tarif revisi dijadwalkan mulai berlaku dalam tujuh hari ke depan, tepatnya pukul 12:01 dini hari waktu Washington.
Tarif minimum sebesar 10% akan dikenakan terhadap impor dari sebagian besar negara yang tidak tercantum dalam daftar khusus. Sementara itu, barang yang terdeteksi dikirim ulang (transshipment) untuk menghindari tarif lebih tinggi akan dikenai pungutan tambahan.
Beberapa negara mitra dagang besar seperti China, Kanada, dan Meksiko berada dalam jalur perdagangan yang berbeda dan tunduk pada ketentuan terpisah.
Baca Juga
Beberapa tarif tersebut sudah diumumkan sebelumnya, seperti bea masuk sebesar 19% untuk Indonesia, 15% untuk Uni Eropa, 25% terhadap ekspor dari India, serta 15% untuk Korea Selatan dan Jepang.
Sementara itu, Thailand dan Kamboja, yang dikabarkan mencapai kesepakatan dengan AS di menit-menit akhir, dikenai tarif sebesar 19%.
Tarif terbesar dalam lembar fakta tersebut dikenakan ke Suriah dengan pungutan sebesar 41%. Sementara itu, tarif paling rendah adalah pada level 10% untuk Inggris.
Adapun, mengutip Bloomberg, seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan bahwa negara-negara mitra dagang dibagi ke dalam tiga kelompok tarif. Pertama, tarif 10% dikenakan terhadap negara-negara yang mencatat surplus perdagangan barang dengan AS.
Kedua, tarif sekitar 15% dikenakan untuk negara yang telah mencapai kesepakatan dagang atau memiliki defisit barang yang relatif kecil terhadap AS.
Ketiga, tarif yang lebih tinggi diberlakukan pada negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dan mencatat defisit perdagangan barang yang besar terhadap AS.
Pejabat tersebut, yang berbicara tanpa disebutkan identitasnya, juga menyatakan bahwa rincian tambahan terkait tarif yang lebih tinggi terhadap ekspor tertentu, termasuk yang dikirim ulang (transshipment) melalui negara ketiga, akan diumumkan kemudian.
Daftar negara yang dikenakan tarif Trump dan besaran pungutannya:
Afghanistan | 15% |
Algeria | 30% |
Angola | 15% |
Bangladesh | 20% |
Bolivia | 15% |
Bosnia and Herzegovina | 30% |
Botswana | 15% |
Brazil | 10% |
Brunei | 25% |
Cambodia | 19% |
Cameroon | 15% |
Chad | 15% |
Costa Rica | 15% |
Côte d‘Ivoire | 15% |
Democratic Republic of the Congo | 15% |
Ecuador | 15% |
Equatorial Guinea | 15% |
European Union: Goods with Column 1 Duty Rate >15% | 0% |
European Union: Goods with Column 1 Duty Rate <15% | 15% minus Column 1 Duty Rate |
Falkland Islands | 10% |
Fiji | 15% |
Ghana | 15% |
Guyana | 15% |
Iceland | 15% |
India | 25% |
Indonesia | 19% |
Iraq | 35% |
Israel | 15% |
Japan | 15% |
Jordan | 15% |
Kazakhstan | 25% |
Laos | 40% |
Lesotho | 15% |
Libya | 30% |
Liechtenstein | 15% |
Madagascar | 15% |
Malawi | 15% |
Malaysia | 19% |
Mauritius | 15% |
Moldova | 25% |
Mozambique | 15% |
Myanmar (Burma) | 40% |
Namibia | 15% |
Nauru | 15% |
New Zealand | 15% |
Nicaragua | 18% |
Nigeria | 15% |
North Macedonia | 15% |
Norway | 15% |
Pakistan | 19% |
Papua New Guinea | 15% |
Philippines | 19% |
Serbia | 35% |
South Africa | 30% |
South Korea | 15% |
Sri Lanka | 20% |
Switzerland | 39% |
Syria | 41% |
Taiwan | 20% |
Thailand | 19% |
Trinidad and Tobago | 15% |
Tunisia | 25% |
Turkey | 15% |
Uganda | 15% |
United Kingdom | 10% |
Vanuatu | 15% |
Venezuela | 15% |
Vietnam | 20% |
Zambia | 15% |
Zimbabwe | 15% |