Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap penyebab lonjakan kinerja ekspor Indonesia yang turut membantu mengerek naik perekonomian nasional ke level 5,12% pada kuartal II/2025.
Sri Mulyani menjelaskan, lonjakan ekspor terjadi di tengah ketidakpastian akibat pengumuman tarif resiprokal yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dia menjelaskan, kenaikan ekspor disebabkan oleh adanya front loading ekspor ke Amerika Serikat oleh para pelaku usaha. Menurutnya, hal tersebut mengingat pemberlakuan tarif baru akan dimulai pada 7 Agustus 2025 mendatang.
"Jadi banyak pesanan ekspor sebelum kenaikan tarif itu dilakukan, bahkan sesudah terjadi pengumuman tersebut," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Ke depannya, Sri Mulyani mengatakan pihaknya akan mencermati secara hati-hati dampak keputusan Trump yang menetapkan tarif impor 19% untuk Indonesia. Tarif tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pungutan yang diumumkan Trump pada April lalu sebesar 32%.
"Kita harapkan momentum akan terjaga di kuartal tiga dan empat," jelas Sri Mulyani.
Baca Juga
Sebagai informasi, data dari Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan komponen ekspor RI pada kuartal II/2025 mencapai 10,67% secara year on year (yoy). Catatan itu memberikan andil sebesar 0,22% angka net ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,22%.
Adapun, sebagian besar pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II/2025 didorong oleh konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Moh. Edy Mahmud, memaparkan pada dasarnya dari sisi pengeluaran seluruh komponen masih tumbuh positif, kecuali konsumsi pemerintah yang kontraksi.
“Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 54,25% dan tumbuh 4,37% [YoY],” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (5/8/2025).