Bisnis.com, JAKARTA - Meski terjadi volatilitas global, investasi pasar real estat komersial di Asia Pasifik pada semester I/2013 tetap tumbuh 21% menjadi US$59,7 miliar.
Berdasarkan riset pasar modal Jones Lang LaSalle, volume investasi real estat di beberapa wilayah di Asia Pasifik per kuartal terus mengalami pertumbuhan. Pada QII/2013 naik 21% menjadi US$32,6 miliar dibanding QI/2013.
Megan Walters, Kepala riset pasar modal Asia Pasifik Jones Lang LaSalle, mengatakan pertumbuhan volume transaksi tersebut didominasi oleh wilayah pasar real estate terbesar seperti Jepang, Australia, dan China yang mengalami aliran transaksi kuat di sepanjang kuartal pada 2013.
"Di Jepang, kepercayaan investor didorong oleh indikator makro-ekonomi menyusul tindakan stimulan dari pemerintahnya," ujarnya dalam siaran pers yang diterima oleh Bisnis, Kamis (18/7/2013).
Dia menjelaskan, aktivitas IPO (initial public offering) yang terjadi di Jepang juga mendorong pertumbuhan volume transaksi mencapai US$10,2 juta pada QII/2013, naik 78% dari periode yang sama tahun lalu.
Selama semeter I/2013, volume transaksi mencapai US$20,8 juta, naik 50% dibanding semester I/2012.Sementara, di Australia, tingkat permintaan investor baik dalam maupun luar negeri juga membuat volume transaksi pada QII/2013 meningkat US$7,3 juta, sehingga pada semester I/2013 ini mencapai US$10,5 juta, naik 27% dari semeter I/2012.
Jones Lang LaSalle memperkirakan hingga akhir 2013 di negara yang termasuk aktif, yakni Jepang dan Australia akan ada volume investasi mencapai US$110 miliar, atau sedikit di bawah rekor pada 2007 yakni sebesar US$120 miliar.