Bisnis.com, JAKARTA — JLL Indonesia mencatat pasokan gedung perkantoran di luar area pusat niaga atau non-central business district Jakarta akan bertambah 146.000 meter persegi pada kuartal kedua 2019 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laporan JLL Indonesia menyebutkan tiga gedung perkantoran di non-CBD itu memberi dampak yang signifikan terhadap industri properti tahun ini.
Head of Research JLL Indonesia James Taylor mengatakan bahwa permintaan pasokan perkantoran di wilayah non-CBD mulai meningkat sejak 2015 hingga periode 2016 pada saat permintaan CBD melemah. Namun, sejak kuartal pertama 2019 hingga kuartal kedua tahun ini, serapan pasokan perkantoran wilayah non-CBD sangat besar.
Adapun, pada kuartal keempat 2018 serapan pasokan hanya mencapai sekitar 18.000 meter persegi. Lalu, pada kuartal pertama 2019 meningkat hingga 40.000 meter persegi serta pada kuartal kedua tahun ini serapan pasokan mencapai 80.000 meter persegi.
"Secara kuartal, luasan pasokan perkantoran non-CBD terserap sebanyak 79.000 meter persegi pada kuartal kedua tahun ini. Ini adalah serapan tertinggi dalam sejarah," tuturnya belum lama ini.
Pertumbuhan ini disumbangkan oleh mayoritas pengembang perkantoran non-CBD berkelas B yang menyelesaikan pembangunannya pada kuartal keempat tahun lalu.
Baca Juga
Beberapa perkantoran non-CBD yang telah selesai dibangun pada kuartal kedua 2019 antara lain Citra Tower 1 di wilayah Kemayoran Jakarta Utara, Agung Sedayu Office serta Salim Office Tower yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
James memprediksi pasokan pada pertengahan 2019 mencapai 149.000 meter persegi dan akan bertambah hingga 323.000 meter persegi pada akhir 2019.
Selain itu, James mengatakan bahwa okupansi dan persewaan di daerah perkantoran non-CBD akan terus meningkat.
Adapun, okupansi perkantoran saat ini di wilayah T.B. Simatupang mencapai 79 persen, Jakarta barat 75 persen, Jakarta timur 92 persen, Jakarta utara 65 persen, Jakarta Selatan 82 persen, dan Jakarta Pusat 85 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ruang sewa perkantoran di area non-CBD sampai pada kuartal kedua 2019 secara kuartalan adalah -0,2 persen dan tingkat kekosongan ruang sewa perkantoran di arena non-CBD sebesar 18,6 persen.