Bisnis.com, JAKARTA – PT Wahana Dirgantara akan mengikuti tender baru yang ditawarkan oleh PT Angkasa Pura II selaku pengelola terminal kargo di Bandara Soekarno – Hatta selama konsepnya menguntungkan kedua belah pihak.
Pemilik Wahana Dirgantara Teddy Rianto mengatakan sebagai pelaku bisnis di terminal kargo bandara Soekarno – Hatta akan mendukung konsep tender yang dilakukan PT Angkasa Pura II selama konsep bisnis tersebut bersifat memenangkan keduabelah pihak atau win –win solution.
Namun, lanjutnya, kalau AP II bermaksud untuk menaikkan nilai tender dari yang ada saat ini, dia akan membebankannya kepada pengguna jasa.
“Intinya kami akan support AP II terkait terminal Kargo selama itu untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa dengan mengedepankan kondisi dan situasi bisnis Kargo serta azas kesetaraan, keterbukaan dasn persaingan yang sehat,” ujarnya, Senin (25/1/2021).
Sementara itu salah satu pengusaha gudang lainnya yang tak ingin disebutkan namanya menilai pernyataan PT Angkasa Pura II terkait dengan tender baru tersebut hanya bersifat normatif sebagai bentuk pembelaan tender yang sebelumnya gagal.
Selain itu pengusaha gudang tersebut juga menyebutkan masih perlu mendapatkan penjelasan kembali terkait dengan konsep tender yang baru.
Baca Juga
Dia menjelaskan selama ini pelaku bisnis gudang Kargo mempunyai kontrak selama 2 tahun dengan APII dengan periode yang berbeda beda. AP II saat ini mempunyai konsep Baru yaitu klaster terminal Kargo yang dibagi menjadi 4 klaster.
Dalam tender terkait klaster 2, Minimum Omzet Bruto dinaikkan sebesar 150 persen sehingga total menjadi sebanyak 250 persen.
“Yang menjadi poin penting kami mengundurkan diri kemarin karena masalah pandemik dunia covi-19. Jangankan menambah pendapatan, agar tetap bertahan hidup dalam pandemi ini saja sudah sulit,” ujar pengusaha tersebut.
Selama ini dia telah mengajukan agar bagi hasil disesuaikan berdasarkan Omzet yang sesungguhnya bukan minimum Omzet bruto saja tidak ditanggapi oleh pihak Angkasa Pura II. Surat tersebut bahkan tidak direspon sama sekali kendati dikirim berkali-kali.
Pendapatan pengusaha gudang pun sangat bergantung kepada jumlah frekuensi penerbangan baik Internasional maupun domestik. Sementara itu pada masa pandemi, frekuensi penerbangan Internasional turun ke angka 40 persen dibandingkan masa normal.