4. Meta (Facebook)
Pada medio kuartal IV/2022, perusahaan induk dari Whatsapp dan Facebook ini telah memangkan 11.000 pekerjanya atau mencakup 13 persen dari total tenaga kerjanya.
Awal bulan ini, Meta mengumumkan bahwa perusahaan menargetkan biaya tahun 2023 antara US$89 miliar dan US$95 miliar, dengan CEO Mark Zuckerberg menyebut periode itu sebagai tahun efisiensi.
Sebelumnya, induk WhatsApp ini telah memangkas lebih dari 11.000 pekerjaan atau 13 persen dari tenaga kerjanya pada November 2023, menyusul perusahaan teknologi seperti Amazon.com Inc dan Microsoft Corp yang mengumumkan ribuan PHK karena penurunan ekonomi.
Kabar terbaru, perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg tersebut tengah menyiapkan babak baru PHK.
5. Twitter
Setelah Elon Musk mengakuisisi Twitter, dirinya melakukan efisiensi terhadap 7.500 karyawan Twitter dari seluruh negara pada akhir Oktober 2022. Tak tanggung-tanggung, jumlah tersebut mencakup dua pertiga total karyawan Twitter kala itu.
Mengawali 2023, Twitter dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan di Dublin dan Singapura.Media sosial yang baru diakuisisi Elon Musk ini memangkas setidaknya selusin pekerja di seluruh kantornya di Dublin dan Singapura.
Salah satu karyawan terdampak, termasuk Analuisa Dominguez yang menjabat sebagai mantan direktur senior kebijakan pendapatan perusahaan.
Twitter juga memotong pekerja yang bertanggung jawab untuk menangani kebijakan media informasi perusahaan, selain beberapa karyawan yang terlibat dalam proses banding global platform dan program media pemerintah.
6. Yahoo!
Yahoo berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 20 persen dari total karyawannya sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran divisi teknologi iklan perusahaan.
Dilansir dari Reuters, Jumat (10/2/2023), pemangkasan ini akan berdampak pada hampir 50 persen karyawan teknologi iklan Yahoo atau Yahoo for Business hingga akhir tahun, termasuk hampir 1.000 karyawan pada pekan ini.
Adapun PHK ini terjadi karena banyak pengiklan telah mengurangi anggaran pemasaran mereka sebagai tanggapan atas tingkat inflasi yang tinggi dan ketidakpastian yang terus berlanjut tentang resesi.