Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (Himki) tengah membidik potensi Provinsi Banten untuk pertumbuhan industri mebel nasional. Hal ini lantaran bahan baku yang melimpah di wilayah tersebut, seperti kayu, bambu, batu fosil, dan daun pandan.
Ketua Umum Himki, Abdul Sobur mengatakan pasar mebel di Banten juga diproyeksi berkembang pesat karena ada banyak perumahan elit, mengingat lokasinya yang masih di bersebelahan dengan DKI Jakarta.
"Belajar dari keberhasilan China, ternyata negara berjuluk tirai bambu ini lebih mengutamakan pasar dalam negeri. Produk mebel China dikonsumsi oleh sekitar 75% didalam negeri," kata Sobur, dikutip Senin (25/12/2023).
Untuk itu, Himki berambisi untuk menguasai pasar domestik melalui berkolaborasi dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, Sobur juga meminta pemerintah untuk menahan impor mebel dan kerajinan untuk menjaga daya saing produk lokal.
Menurut Sobur, posisi geostrategis Banten saat ini dapat menarik investasi besar dengan keunggulan akses, sumber daya, infrastruktur, hingga pasar. Maka, pengembangan industri di Banten menjadi salah satu perhatiannya.
Di samping itu, Ketua Himki Banten Fahmi Ramadhana mengatakan pasar lokal yang digarap pengusaha mebel di Banten terus meningkat dengan potensi pertumbuhan Rp16 triliun setiap tahun.
Baca Juga
"Ke depan HIMKI ini akan berupaya bagaimana agar usaha mebel dan kerajinan di Banten bisa dilirik dunia," tuturnya.
Terdapat beberapa strategi yang telah digodoknya, seperti penyediaan market dan fasilitas produksi. Dengan potensi alam yang melimpah ruah, pihaknya akan fokus untuk mengembangan usaha mebel dan kerajinan yang berbasis pada bambu, kayu, batu fosil, dan daun pandan.
Dia berharap pemerintah dapat membantu pelaku usaha mebel dan kerajinan dalam pengembangan dan pengolahan produksi, akses permodalan dan pemasaran.
"Selama ini sebagian produk kami seperti tas dari pandan, batu alam, mebel kayu dan kerajinan bambu sudah diekspor ke Belanda, Jepang dan Jerman," pungkasnya.