Bisnis.com, JAKARTA - Seluruh penerbangan maskapai berbiaya rendah (low cost carrier) akan dipindahkan ke Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Adapun, beberapa maskapai kategori low cost carrier yaitu Citilink yang merupakan entitas Garuda Indonesia (GIAA), AirAsia Indonesia (CMPP), hingga Lion Air dan anak usahanya, Super Air Jet.
"Untuk di Soekarno-Hatta nanti akan ditempatkan semuanya di Terminal 1, nanti untuk low-cost semuanya di situ," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports Faik Fahmi dikutip Kamis (2/1/2025).
Lebih lanjut, dia mengatakan, hal itu bertujuan untuk mengurai kepadatan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Faik menjelaskan bahwa saat ini Terminal 1 sedang dalam tahap revitalisasi dan akan disulap menjadi lebih cantik.
"Nah, ini lagi kita revitalisasi dan beautifikasi, jadi nanti Terminal 1-nya akan beda dengan yang kemarin-kemarin. Ini lagi dibangun, [progresnya] sudah 30%, saya targetkan nanti di bulan Agustus 2025 sudah selesai," katanya.
Adapun, pihak InJourney Airports juga sedang dalam proses penataan ulang dan relokasi penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Nantinya, maskapai full services akan di Terminal 3, sedangkan Terminal 2F akan dikhususkan untuk melayani penerbangan umrah dan haji.
Baca Juga
"Jadi, maskapai full service nanti di Terminal 3. Terus kemudian yang 2F tadi khusus untuk terminal umrah, dan nanti low cost carrier-nya ada di Terminal 1," pungkas Faik.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, revitalisasi itu juga menjadi alasan pembatalan proyek pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno Hatta yang senilai Rp14 triliun.
Menurutnya, penambahan Terminal 4 tidak diperlukan, melainkan hanya perlu dilakukan perbaikan pada Terminal 1,2, dan 3 yang memangkas biaya menjadi hanya Rp1 triliun.
"Kita tahu, kita sudah efisiensi di airport Terminal 4 yang tadinya mau dibangun Rp14 triliun, ternyata dengan Rp1 triliun kita tetap bisa naikkan jumlah penumpangnya," kata Erick.
Meskipun demikian, langkah penataan ulang itu juga diproyeksikan tetap akan meningkatkan jumlah penumpang Bandara Soetta dari 56 juta menjadi 94 juta penumpang per tahun.