Bisnis.com, JAKARTA — Senat Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi Scott Bessent sebagai menteri keuangan berikutnya yang akan menjalankan agenda Donald Trump, mencakup pemotongan pajak, deregulasi, dan penyeimbangan perdagangan.
Melansir dari Bloomberg, Selasa (28/1/2025), mantan manajer hedge fund ini memenangkan konfirmasi dengan suara 68 banding 29 pada Senin (27/1/2025). Selain dukungan dari semua senator Partai Republik, Bessent juga mendapatkan dukungan dari satu senator independen dan 15 senator Partai Demokrat.
Bessent menjadi orang kelima yang mengisi kabinet Trump yang telah dikonfirmasi oleh Senat AS. Setelah dilantik, mantan kolega miliarder George Soros yang berusia 62 tahun ini akan menghadapi tantangan langsung untuk mengelola beban utang AS.
Batas utang federal mulai berlaku pada awal Januari tahun ini, memaksa Departemen Keuangan untuk menggunakan manuver akuntansi khusus untuk menghindari pelanggaran. Pada 5 Februari 2025, departemen ini akan memperbarui rencananya untuk penerbitan surat utang pada saat defisit anggaran yang sangat besar.
Sudah tiga dekade sejak para pemerhati obligasi menggertak pemerintahan yang sedang berkuasa untuk mengekang lintasan fiskal negara.
Kala Bill Clinton menjabat, dirinya dipaksa untuk menurunkan imbal hasil obligasi yang telah meningkat setelah pemilihannya pada tahun 1992—yang pada gilirannya mengancam untuk meningkatkan bunga pinjaman bagi orang Amerika untuk segala hal mulai dari hipotek rumah hingga kartu kredit.
Kini, dengan imbal hasil US Treasury 10 tahun yang merangkak menuju 5%—sebagian karena prospek fiskal—keahlian Bessent di pasar keuangan dipandang sebagai aset khusus, di tengah potensi gangguan dari segala hal mulai dari kejutan tarif dan rencana pajak hingga pergeseran kebijakan moneter.
Prospek Fiskal
Bessent pada sidang Senat AS sebelumnya prihatin mengenai besarnya pinjaman federal yang berpotensi menghambat respons pemerintah federal terhadap krisis di masa depan. Pasalnya, defisit APBN AS lebih dari 6% terhadap PDB, meski AS tidak dalam kondisi resesi. “Kami belum pernah melihat ini sebelumnya,” kata Bessent.
Menjadi tugas Bessent untuk membujuk Trump dan para anggota parlemen untuk memangkas pengeluaran demi memperkecil defisit.
Bessent pun telah menargetkan pengurangan defisit menjadi 3% dari PDB—dengan pemotongan pajak yang telah lama dinanti-nantikan oleh pemerintahan Trump, yang oleh beberapa ekonom diperingatkan hanya akan memperburuk prospek fiskal.
Dirinya berpendapat bahwa masalahnya adalah pengeluaran, bukan tingkat perpajakan, dan bahwa agenda pro-pertumbuhan Trump akan memperbaiki situasi fiskal, di samping aliran pendapatan dari tindakan-tindakan termasuk tarif.
“Pendekatan seluruh pemerintahan yang menggabungkan deregulasi dengan reformasi pajak dan pengungkit ekonomi lainnya, seperti menerapkan kebijakan perdagangan yang kuat, akan melepaskan masa keemasan ekonomi,” kata Bessent dalam dengar pendapat Komite Keuangan Senat.
Perpajakan sebagian besar mendominasi sesi tersebut, dengan beberapa anggota Partai Demokrat menyuarakan penolakan mereka.