Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panasnya Sikap Trump ke Bos The Fed usai Suku Bunga Ditahan

Presiden AS Donald Trump kembali mengkritik Ketua The Fed Jerome Powell usai mempertahankan suku bunga acuannya pada Rabu (29/1/2025) waktu setempat.
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuannya pada Rabu (29/1/2025) waktu setempat. The Fed juga menegaskan tidak akan terburu-buru melanjutkan penurunan suku bunga. 

Keputusan The Fed dalam pertemuan kebijakan itu direspons negatif oleh Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Reuters pada Kamis (30/1/2025), The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%-4,50%. Keputusan tersebut dan komentar Gubernur The Fed, Jerome Powell, menempatkan kebijakan Fed dalam pola bertahan pada saat kondisi ekonomi AS tampak stabil dan sangat tidak menentu. 

Ketidakpastian tersebut seiring dengan serangkaian fundamental ekonomi makro yang sehat dan tidak banyak berubah dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, keputusan yang diambil dari pemerintahan Trump mengenai imigrasi, tarif, pajak, dan bidang-bidang lainnya dapat terbukti mengganggu.

Seusai pertemuan kebijakan pertama mereka pada masa jabatan kedua Presiden Donald Trump di Gedung Putih, Powell mengatakan para pejabat Fed menunggu untuk melihat kebijakan yang akan diberlakukan Trump sebelum menilai dampaknya terhadap inflasi, lapangan kerja dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. 

Dia menuturkan, tidak ada alasan untuk menyesuaikan suku bunga lebih lanjut hingga data menunjukkan penurunan inflasi yang kembali terjadi atau peningkatan risiko terhadap pasar tenaga kerja.

“Saya pikir sikap kebijakan kami telah terkalibrasi dengan sangat baik. Tngkat pengangguran secara umum stabil selama enam bulan... Beberapa pembacaan inflasi terakhir... telah menunjukkan pembacaan yang lebih positif," kata Powell dalam konferensi pers usai pertemuan kebijakan.

Keputusan The Fed langsung mendapat respons dari Presiden AS, Donald Trump. Dia mempertanyakan keputusan pejabat bank sentral AS setelah mereka mempertahankan suku bunganya setelah pertemuan kebijakan pertama The Fed sejak Trump kembali menjabat.

“Karena Jay Powell dan The Fed gagal menghentikan masalah yang mereka timbulkan akibat Inflasi, saya akan melakukannya dengan melepaskan produksi energi Amerika, memangkas regulasi, menyeimbangkan kembali Perdagangan Internasional, dan menghidupkan kembali Manufaktur Amerika,” tulisnya di platform Truth Social miliknya dikutip dari CNBC International, mengacu pada Powell.

“Jika The Fed menghabiskan lebih sedikit waktu untuk membahas DEI, ideologi gender, energi ‘hijau’, dan perubahan iklim palsu, Inflasi tidak akan pernah menjadi masalah,” katanya.

Trump meningkatkan tekanan pada para pejabat The Fed untuk menurunkan suku bunga pada minggu lalu, memperluas kebiasaannya mempublikasikan pandangannya mengenai kebijakan moneter – sesuatu yang telah lama dihindari oleh presiden untuk mempertahankan otonomi The Fed dari politik.

Merespon hal tersebut, Powell mengaku dia belum berbicara dengan Trump sejak presiden baru AS itu memberi tahu para pemimpin bisnis bahwa dia akan menuntut bank sentral menurunkan suku bunga. Powell mengatakan bahwa dia tidak melakukan kontak dengan presiden sejak pernyataan Trump minggu lalu.

"Saya tidak akan menanggapi atau mengomentari apa pun tentang apa yang dikatakan presiden. Tidak pantas bagi saya untuk melakukannya," kata Powell. 

Powell menuturkan, publik harus yakin bahwa The Fed akan terus melakukan pekerjaannya sebagaimana yang selalu dilakukan. 

"Hal ini dilakukan berfokus pada penggunaan perangkat kebijakan untuk mencapai tujuan dan benar-benar bekerja keras dan menyelesaikan pekerjaan kami," kata Powell. 

Sejak didirikan pada 1913, Federal Reserve dirancang untuk membuat keputusan suku bunga yang independen dari tekanan pejabat terpilih. 

Namun, dalam masa jabatan pertamanya sebagai presiden, Trump sangat vokal dengan pendapatnya tentang apa yang harus dilakukan bank sentral. Pernyataannya selama kampanye 2024 dan sejak kemenangan pemilihannya telah menunjukkan bahwa hal itu akan berlanjut dalam masa jabatan keduanya di Gedung Putih.

"Saya akan menuntut agar suku bunga segera turun. Dan demikian pula, suku bunga harus turun di seluruh dunia. Suku bunga harus mengikuti kita di mana-mana," kata Trump saat tampil secara virtual di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, minggu lalu.

Powell awalnya dinominasikan untuk menjadi ketua Fed oleh Trump, mengambil alih posisi tersebut pada 2018. Dia sekarang menjalani masa jabatan keduanya di posisi tersebut, yang berlangsung hingga 15 Mei 2026.

Powell mengatakan dirinya tidak akan mengundurkan diri dari jabatannya jika diminta oleh Trump. Dia yakin tindakan presiden mencopot atau menurunkan jabatan ketua Fed tidak diizinkan menurut hukum.

Inflasi Masih Tinggi

Sementara itu, Federal Open Market Committee (FOMC) dalam sebuah pernyataan sesuai memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan mengatakan, setelah The Fed menurunkan suku bunga tiga kali pada akhir tahun lalu, inflasi sebagian besar bergerak sideways dalam beberapa bulan terakhir, namun tetap tinggi.

Angka inflasi penting baru-baru ini masih sekitar setengah poin persentase atau lebih di atas target The Fed, jauh lebih rendah dibandingkan angka tertinggi dalam 40 tahun setelah pandemi.

Para pejabat The Fed mengatakan mereka yakin kemajuan dalam penurunan inflasi akan berlanjut tahun ini, namun kini mereka menahan suku bunga sambil menunggu data yang mengonfirmasi hal tersebut.

"Aktivitas ekonomi terus berkembang dengan kecepatan yang solid. Tingkat pengangguran telah stabil pada tingkat rendah dalam beberapa bulan terakhir, dan kondisi pasar tenaga kerja tetap solid," demikian pernyataan The Fed.

The Fed melanjutkan, dalam mempertimbangkan tingkat dan waktu penyesuaian tambahan terhadap kisaran target suku bunga dana federal, FOMC akan secara hati-hati menilai data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.

Powell menambahkan, The Fed tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan sikap kebijakannya. Menurutnya, kebijakan moneter saat ini berada pada posisi yang baik untuk menghadapi tantangan yang ada. 

Adapun, dia mencatat adanya risiko penurunan suku bunga yang terlalu agresif. Powell menuturkan, mengurangi pembatasan kebijakan terlalu cepat atau terlalu banyak dapat menghambat kemajuan inflasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper