Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Kekayaan Pejabat Kemenkeu: Dirjen Pajak Pilihan Prabowo Hingga Eselon I Era Sri Mulyani

Terdapat 22 pejabat eselon I yang dilantik pada hari ini (23/5/2025) oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, Senin (24/6/2024).
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, Senin (24/6/2024).

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan melakukan perombakan besar di level pejabat tinggi eselon I pada hari ini, Jumat (23/5/2025).

Terdapat 22 pejabat eselon I yang dilantik pada hari ini. Mereka yang dilantik adalah Direktorat Jenderal Pajak, Dirjen Bea Cukai, hingga Sekretaris Kementerian Keuangan hingga staf ahli di Kementerian Keuangan.

"Saya Menteri Keuangan dengan ini melantik saudara-saudara di jabatan yang baru di lingkungan Kementerian Keuangan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Lalu bagaimanakah kekayaan pada pejabat baru di Kementerian Keuangan ini?

  • Dirjen Pajak Bimo Wijayanto

Bimo sebelumnya menjadi tim yang membantu Menko Luhut Pandjaitan di Kedeputian Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves). Ia memulai kariernya sebagai pegawai pajak dan pernah menjadi staf di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada Januari 2003 hingga Januari 2010.

Mengacu pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) KPK, Bimo diketahui menyampaikan total hartanya sebanyak tiga kali. Dia pertama kali melaporkan kekayaannya sebagai Tenaga Ahli Utama KSP RI, dengan jumlah sebesar Rp5,97 miliar pada 2019. Laporan berikutnya, total hartanya naik menjadi Rp6,17 miliar. Sedangkan pada laporan paling baru mencapai Rp6,67 miliar. Dari jumlah harta ini, dominasi harta Bimo adalah tanah dan bangunan mencapai Rp5,8 miliar.

  • Sekretaris Jenderal Heru Pambudi

Situs LHKPN mencantumkan kekayaan hingga akhir 2024 mencapai Rp71,01 miliar, naik tajam dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp48,77 miliar.

Harta Heru sendiri sebagian besar adalah kas dan setara kas yang mencapai Rp4,38 miliar. Sedangkan surat berharga mencapai Rp12,16 miliar. Sedangkan tanah dan bangunan yang dimiliki hanya Rp3,52 miliar.

  • Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Febrio Nathan Kacaribu

Febrio yang sebelumnya sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal, per 31 Desember 2024 melaporkan hartanya sebesar Rp16,76 miliar. Jumlah ini naik dari posisi Rp13,36 miliar pada 2023.

Febrio sendiri melaporkan sebagian besar hartanya adalah surat berharga yang mencapai Rp11,04 miliar, kas dan setara kas Rp1,01 miliar serta harta lainnya Rp3,1 miliar.

  • Direktur Jenderal Anggaran Luky Alfirman

Sosok ini sebelumnya memimpin Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu. Hingga akhir 2024, Luky melaporkan memiliki harta Rp52,2 miliar. Sedangkan pada tahun 2023, dia melaporkan memiliki harta Rp39,73 miliar.

Luky mencatat memiliki kas dan setara kas mencapai Rp24,77 miliar. Selanjutnya dia melaporkan surat berharga Rp14,97 miliar. Sedangkan tanah dan bangunan mencapai Rp11 miliar.

  • Direktur Jenderal Bea dan Cukai Letjen TNI (Purn.) Djaka Budhi Utama

Sosok yang memiliki latar belakang militer ini merupakan wajah baru di Kementerian Keuangan. Bekas anak buah Presiden Prabowo Subianto di Tim Mawar pada 1998 itu terakhir melaporkan kekayaan pada 2023. Dia mencatatkan kekayaan sebesar Rp4,7 miliar.

Dari harta ini, tanah dan bangunan menjadi kekayaan terbesar pensiunan TNI itu. Dia mencatat tanah dan bangunan senilai Rp3,58 miliar. Selanjutnya alat transportasi sebesar Rp256.000.000. Sedangkan kas dan setara kas yang dimiliki setara Rp347,2 juta.

  • Direktur Jenderal Perbendaharaan Astera Primanto Bhakti

Sosok yang dilantik lagi sebagai Direktur Jenderal Perbendaharaan ini melaporkan harta pada 2024 sebesar Rp24,91 miliar. Jumlah ini naik dari Rp18,38 miliar.

Pada 2024, harta Astera sebagian besar adalah tanah dan bangunan dengan jumlah Rp9,68 miliar. Sedangkan alat transportasi mencapai Rp1,01 miliar. Dia juga menyampaikan harta bergerak lain Rp1,86 miliar. Astera mencatatkan memiliki surat berharga Rp8,94 miliar dan kas serta setara kas Rp3,44 miliar.

  • Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban

Sosok yang menjadi andalan Kementerian Keuangan berburu aset pengemplang Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) itu melaporkan memiliki harta Rp93,73 miliar pada akhir 2024. Harta Rionald melonjak tajam dari posisi Rp76 miliar pada 2023.

Kekayaan jumbo Rionald ini sebagian besar berupa tanah dan bangunan sebesar Rp38,34 miliar. Selanjutnya surat berharga Rp9,95 miliar. Dia juga mencatatkan aset kas dan setara kas sebesar Rp28,69 miliar. Sedangkan kepemilikan surat berharga dicatatkan sebesar Rp11,43 miliar dan harta lainnya Rp2,32 miliar.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper