Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buntut Kasus Beras Oplosan, Harga Kelas Medium Melonjak

Praktik beras oplosan menimbulkan kerugian hingga Rp100 triliun per tahun hingga menyebabkan harga beras melonjak di seluruh wilayah.
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Praktik kecurangan pengoplosan beras yang dilakukan sejumlah oknum masih marak terjadi dan meresahkan masyarakat. Bahkan, kerugian ekonomi dan masyarakat akibat beras oplosan disebut mencapai Rp100 triliun per tahun.

Maraknya praktik pengoplosan beras medium yang dikemas menjadi beras premium menyebabkan harga beras di tingkat konsumen melambung hingga melampaui harga eceran tertinggi (HET). Padahal, dengan stok yang melimpah harga beras seharusnya stabil atau semakin terjangkau.

Maraknya praktik pengoplosan beras turut mendapat perhatian serius dari Presiden Prabowo Subianto. Kepala Negara menyoroti kecurangan sejumlah oknum yang melakukan pengoplosan beras yang dikemas sebagai beras premium dan dijual dengan harga yang tinggi.

“Beras biasa dibungkus, dikasih stempel beras premium dijual Rp5.000 di atas harga harga eceran tertinggi. Saudara-saudara ini kan penipuan. Ini adalah pidana,” kata Prabowo dalam pidato saat peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (KopDes/Kel) Merah Putih, Senin (21/7/2025).

Prabowo juga memerintahkan Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri) segera mengusut tuntas dan menindak tegas oknum yang menjual beras oplosan premium.

Dia mengungkap praktik permainan beras oplosan premium bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi di banyak negara, termasuk Malaysia.

Harga Beras Medium

Teranyar, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, harga beras baik medium dan premium terus mengalami tren kenaikan sepanjang Juli 2025.

Pada pekan pertama Juli 2025, sebanyak 148 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras. Angkanya bertambah menjadi 178 kabupaten/kota pada pekan kedua Juli 2025. Pada pekan ketiga Juli 2025, BPS mencatat harga beras kembali mengalami kenaikan di 205 kabupaten/kota.

Padahal, pemerintah menyebut stok beras melimpah. Perum Bulog sebelumnya mengungkap total stok beras yang dikuasai mencapai 4,21 juta ton.

Dari total tersebut, sebanyak 4,19 juta ton merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) yang dapat digunakan untuk kebutuhan stabilisasi harga dan darurat kebutuhan lainnya. Sisanya, sebanyak 12.556 ton dalam bentuk stok komersial.

Senada, Kantor Staf Presiden (KSP) juga mengungkap harga beras medium di semua zonasi berada dalam status tidak aman dengan disparitas harga yang sedang antardaerah.

Plt Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan KSP Edy Priyono mengatakan secara nasional, harga beras, baik di zona 1, zona 2, dan zona 3, terpantau melampaui HET per 18 Juli 2025.

Perinciannya, harga rata-rata beras medium di zona 1, zona 2, dan zona 3 masing-masing dibanderol Rp14.297 per kilogram, Rp14.465 per kilogram, dan Rp16.979 per kilogram.

Padahal, HET beras medium di zona 1 adalah Rp12.500 per kilogram, zona 2 senilai Rp13.100 per kilogram, dan zona 3 seharga Rp13.500 per kilogram.

KSP juga mengungkap harga beras medium di zona 1 dan zona 2 mengalami tren yang meningkat. Sementara itu, harga beras medium di zona 3 terlihat stabil, namun harganya jauh dari HET.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan beras menjadi atensi utama Kepala Negara RI karena merupakan komoditas yang harus diamankan, selain bahan bakar minyak (BBM).

Sayangnya, Tito menyebut terdapat beberapa perusahaan besar yang melakukan beras oplosan. Namun, dia tak merinci perusahaan besar yang mengoplos beras ini.

“Beras yang kualitas premium digabung sama kualitas medium, setelah itu dijual harga premium. Dan ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan, ada yang perusahaan-perusahaan besar. Bayangkan,” kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025 di Kantor Kemendagri, Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro